Show simple item record

dc.contributor.advisorSumardjo
dc.contributor.advisorSlamet, R Margono
dc.contributor.advisorSugihen, Basita Ginting
dc.contributor.authorZulvera
dc.date.accessioned2014-11-11T02:57:37Z
dc.date.available2014-11-11T02:57:37Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/70102
dc.description.abstractPertanian berkelanjutan merupakan tantangan dalam dunia pertanian yang menuntut petani untuk memiliki perilaku yang berbeda dari pengetahuan, sikap dan praktek sistem usahatani yang terbangun selama ini. Salah satu sistem pertanian yang merupakan implementasi dari pertanian berkelanjutan adalah sistem pertanian organik. Pertanian organik merupakan salah satu sistem bertani yang ramah lingkungan dan mengoptimalkan penggunaan input lokal non kimiawi. Sistem pertanian organik diyakini dapat melepaskan petani dari ketergantungan terhadap faktor-faktor produksi yang merusak lingkungan. Hal ini diperkuat oleh hasil-hasil penelitian yang mengatakan bahwa pertanian organik dapat menjadi strategi pembangunan yang memberdayakan petani. Sejak dicanangkannya program Go Organic 2010 pada tahun 2001 oleh pemerintah, berbagai upaya telah dilakukan untuk pengembangan sistem pertanian organik di kalangan petani, baik oleh pemerintah pusat melalui Departemen Pertanian maupun pemerintah daerah. Provinsi Sumatera Barat sebagai salah satu daerah percontohan pertanian organik di Indonesia telah mengembangkan sistem pertanian organik secara intensif mulai tahun 2008, salah satu kegiatannya adalah pengembangan kawasan sayuran organik. Berdasarkan pengamatan lapangan dan informasi berbagai sumber ternyata perkembangan sistem pertanian sayuran organik di kalangan petani bervariasi dan berjalan lambat. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis perilaku petani dalam sistem pertanian sayuran organik, (2) menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat adopsi sistem pertanian sayuran organik, (3) menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat keberdayaan petani sayuran, dan (4) menganalisis faktor penentu dan merumuskan model peningkatan adopsi sistem pertanian sayuran organik untuk mengembangkan keberdayaan petani sayuran di Provinsi Sumatera Barat. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan pengumpulan data menggunakan metode survei. Lokasi penelitian di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat. Populasi penelitian adalah petani sayuran yang pernah mengikuti program pengembangan pertanian sayuran organik di lokasi penelitian. Jumlah populasi penelitian terdiri dari 541 orang petani, tersebar sebanyak 303 orang di Kabupaten Agam dan 238 orang di Kabupaten Tanah Datar. Sampel penelitian ditetapkan sebanyak 300 orang, tersebar di Kabupaten Agam sebanyak 168 orang dan 132 orang di Kabupaten Tanah Datar. Penetapan jumlah sampel ditentukan secara proporsional berdasarkan sebaran populasi di daerah penelitian dan penentuan anggota sampel dilakukan secara simple random sampling. Penelitian dilaksanakan bulan September 2013 sampai Januari 2014. Analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Analisis uji beda Man-Whitney digunakan untuk menganalisis perbandingan antara peubah penelitian di Kabupaten Agam dan Tanah Datar. Hubungan antar peubah penelitian dianalisis dengan menggunakan Korelasi Rank Spearman, sedangkan analisis SEM (Struktural Equation Model) digunakan untuk mengkaji faktor vi penentu dalam tingkat adopsi sistem pertanian organik dan keberdayaan petani serta melihat kecocokan model empirik. Sikap petani terhadap sistem pertanian sayuran organik tergolong baik, namun pengetahuan petani tentang sistem pertanian sayuran organik tergolong sedang dan diikuti oleh keterampilan petani yang rendah. Faktor-faktor yang berhubungan erat positif dengan perilaku petani melalui indikator pengetahuan, sikap dan keterampilan petani dalam sistem pertanian sayuran organik adalah: (1) karakteristik petani yang terdiri dari kekosmopolitan, keberanian menanggung resiko dan motivasi berusaha tani, (2) intensitas belajar petani yang terdiri dari kesesuaian materi belajar, intensitas interaksi dengan kelompok dan sumber belajar, dan (3) intensitas penyuluhan yang terdiri dari kesesuaian materi dan model komunikasi dalam penyuluhan, kompetensi penyuluh serta frekuensi penyuluhan. Perubahan perilaku petani kearah yang lebih baik dalam sistem pertanian sayuran organik dapat dilakukan dengan peningkatan intensitas belajar dan penyuluhan, serta mendorong kemauan petani untuk lebih terbuka terhadap sumber informasi. Tingkat adopsi petani terhadap sistem pertanian sayuran organik tergolong rendah, begitu juga halnya dengan tingkat keberdayaan petani juga rendah. Faktor-faktor yang berhubungan erat dengan tingkat adopsi sistem pertanian sayuran organik oleh petani terdiri dari: karakteristik internal petani, dukungan lingkungan, sifat inovasi sistem pertanian sayuran organik, dan dukungan penyuluhan. Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat keberdayaan petani sayuran adalah: karakteristik internal petani, dukungan penyuluhan, dan dukungan lingkungan. Hasil analisis SEM menunjukkan bahwa faktor penentu rendahnya tingkat adopsi sistem pertanian sayuran organik oleh petani adalah perilaku petani berkaitan dengan sistem pertanian sayuran organik, dukungan lingkungan, sifat inovasi dan dukungan penyuluhan. Hasil uji persamaan struktural juga memperlihatkan bahwa rendahnya tingkat keberdayaan petani dipengaruhi secara nyata oleh tingkat adopsi sistem pertanian sayuran organik dan dukungan lingkungan. Strategi peningkatan adopsi sistem pertanian sayuran organik untuk pengembangan keberdayaan petani sayuran dilakukan dengan pendekatan penguatan terhadap faktor-faktor penentu dalam adopsi sistem pertanian sayuran organik. Penguatan perilaku petani dapat dilakukan melalui penguatan dukungan penyuluhan dan fasilitasi intensitas belajar petani. Penguatan dukungan lingkungan dan sifat inovasi dapat dilakukan melalui penyusunan dan pelaksanaan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan sistem pertanian sayuran organik, pengembangan lembaga-lembaga pertanian terkait usahatani organik serta pelaksanaan penelitian oleh Perguruan Tinggi dan Lembaga-lembaga penelitian bersama petani berkaitan dengan teknologi pertanian organik.en
dc.language.isoid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleFaktor Penentu Adopsi Sistem Pertanian Sayuran Organik dan Keberdayaan Petani di Provinsi Sumatera Baraten
dc.subject.keywordAdopsien
dc.subject.keywordpenyuluhan pertanianen
dc.subject.keywordperilaku petanien
dc.subject.keywordsistem pertanian sayuran organiken


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record