Perakitan kultivar kentang resisten penyakit bercak kering alternaria, layu verticillium, dan nemetoda bintil akar melalui transpormasi gen kitinase
Date
2004Author
Wiendi, Ni Made Armini
Suwanto, Antonius
Sinaga, Meity S.
Metadata
Show full item recordAbstract
Gen chi Penyandi enzim kitinase yang diisolasi dari bakteri Aeromonas caviae WS7b, merupakan bakteri tanah dari Pulau Bangka, Indonesia. Enzim kitinase adalah salah satu protein yang terlibat dalam mekanisme pertanahan tanaman karena dapat mendegradasi kitin. Kitin adalah komponene utama dari dinding hifa cendawan patogenik dan sel nematoda. Hasil analisis sekuen gen chi yang memiliki besar 2925 bp memiliki kandungan G+C sebesar 63.74 % dan A+T sebesar 36.26 %, dengan jumlah asam amino 864 dan perkiraan berat melekulnya 91.6 kDalton. Dari pembandingan dengan gen chi yang berasal dari tanaman kentang, gen ini memiliki homology sekitar 23 %, dan 98 % dengan chiA dari A.caviae yang diisolasi di Israel. Gen ini berhasil dikonstruksi pada plasmid binary dengan memfusikannya dibawah kendali Promotor 35ScaMV dan Terminator octopin. Gen chi yang dikonstruksi secara fusi transkripsi ini ada yang searah dengan promotor (pada plasmid pARS51), dan ada yang tidak searah dengan promotor (pada plasmid pARS52) yang selanjutnya akan digunakan sebagai kontrol gen. Hasil konstruksi ini ditransformasi ke dalam bakteri Agrobacterium tumefaciens strain LBA 4404 (pAL4404) dengan cara elektroporasi dan selanjutnya bakteri rekombinan ini digunakan untuk merakit kentang transgenik dari kultivar Desiree. Maka seleksi yang digunakan adalah NPTII (resistensi terhadap kanamisin).