dc.description.abstract | Dua strategi utama untuk mewujudkan ketahanan pangan dengan prinsip kemandirian pangan adalah pengembangan penganekaragaman pangan dan pengembangan pangan fungsional secara tersistem dari hulu ke hilir secara dinamis dan berkelanjutan. Untuk mendukung hal ini berbagai regulasi terkait perlu disempurnakan dan dikembangkan. Investasi perlu diarahkan secara. proporsional, baik di sektor ekonomi maupun sosial dengan mempertimbangkan daya ungkit kebijakan dan program lainnya seperti peningkatan kesempatan usaha dan kesempatan kerja, peningkatan pendapatan, serta peningkatan penyediaan dan ekspor pangan. Pembangunan ketahanan dan kemandirian pangan membutuhkan pendekatan teknologi, ekonomi, sosial (terinasuk budaya), dan lingkungan secara sinergis. Perlu penegakan hukum yang tegasagar pembangunan berkelanjutan di bidang pangan, pertanian, dan industri bisa diupayakan. Perlu dikembangkan secara berkesinambungan teknologi benih dan budi daya tanaman, ikan, dan ternak yang hemat input dan tinggi output dengan minimal residu. Selain itu juga perlu teknologi peningkatan kualitas atau mutu produk mengikuti kaidah keamanan pangan dan selera konsumen. Di samping itu, dari sisi nonreknologi, perlu dikembangkan rekayasa sosial, promosi, dan pembentukan persepsi masyarakat yang lebih baik terhadap pangan lokal. Pendekatan ekonomi saja tidak akan efektif karena perilaku konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh selera dan nilai-nilai sosial budaya yang membenruk kebiasaan makan. Di sisi lain, pendekatan sosial sangat memerlukan dukungan pendekatan ekonomi dan lingkungan karena secara empiris motif tindakan individu, keluarga, ataupun masyarakat sangat diwarnai pertimbangan-pertimbangan ekonomi dan lingkungan. Pada pendekatan sosial, langkah awal yang harus ditempuh adalah mengubah persepsi. Perlu dikembangkan persepsi bahwa diversifikasi konsumsi pangan adalah sehat, baik, dan kondusif untuk keberlanjutan ketahanan pangan. Dalam konteks ini, kontribusi pendidikan baik melalui pendidikan formal maupun nonformal, teladan dari kelompok elit dan promosi media massa sangat diperlukan. Sebagian orang bisa saja menganggap pemikiran di atas sebagai mimpi: tetapi Penulis yakin itu bisa dilaksanakan bila segenap sumber daya dikelola dan disinergikan dengan baik. Untuk itu diperlukan leadership yang andal dan tenaga profesional dilandasi kebijakan yang berpihak pada pembangunan pangan, pertanian, dan lingkungan yang mendukung pertumbuhan, pemerataan, dan pengentasan kemiskinan. Masalah pelik pembangunan ketahanan dan kemandirian pangan melalui diversifikasi pangan dan pengembangan pangan fungsional tak akan teratasi bila pemerintah lebih banyak mengedepankan jargon-jargon kampanye yang berakhir setelah Pemilu dan Pilkada berakhir; bila pemerintah mengalokasikan dana sebagai proyek dan parsial satu sama lain; dan bila pemerintah menganggap dana pengembangan IPTEKS strategis pangan jangka panjang adalah beban, bukan investasi masa depan bangsa. | en |