Penggunaan campuran tepung meniran dan bawang putih dengan metode repeleting dalam pakan untuk pencegahan dan pengobatan Aeromonas hydrophila pada ikan lele dumbo Clarias sp.
View/ Open
Date
2012-01Author
Wahjuningrum, Dinamella
Kurniawan, Dadang
Setyotomo, Karno
Setiawati, Mia
Metadata
Show full item recordAbstract
This research was purposed to determine the effective dose of meniran and garlic flour in feed by repelleting method for preventive and curative efficacy to the infection of Aeromonas hydrophila in catfish. The treatment tested were eight different dosages of garlic and meniran meals (2:1). Those four dosage used to preventive treatment namely A (0.1%), B (1.1%), C (2.1%), and D (3.1%), the other four used to curative treatment namely E (0.2%), F (2.2%), G (4.2%), and H (6.2%). The preventive treatments were given for two weeks before challenging test. The curative treatment was performed on 2nd–8th day after challenging test. Challenging test was carried out by intramuscularly injecting of 0.1 mL A. hydrophila (108cfu/mL) into the fish. Parameters observed were feeding response, growth rate, survival rate, clinical symptoms, wound healing, and organs morphology. The result showed that the survival rate of preventive treatment was 40±40% for A and B, 60±20% for C, and 20±20% for D. The survival rate of curative treatment was 33.33±11.55% for E, 46.67±11.55% for F, 33.33±11.55% for G, and 26.67±11.55% for H. The results indicated that the preventive treatment was more effective than the curative treatment, presumably because the immunostimulatory activities on preventive was better than curative. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis efektif meniran dan bawang putih dengan metode repelleting (pakan dicetak ulang) dalam pakan dalam upaya mencegah dan mengobati infeksi bakteri Aeromonas hydrophila pada ikan lele. Perlakuan yang diuji adalah delapan dosis yang berbeda dari bawang putih dan meniran dalam pakan. Dosis yang digunakan untuk pencegahan yaitu A (0,1%), B (1,1%), C (2,1%), dan D (3,1%), dan pengobatan yaitu E (0,2%), F (2,2 %), G (4,2%), dan H (6,2%). Perlakuan pencegahan diberikan selama dua minggu sebelum uji tantang, sedangkan pengobatan dilakukan pada hari kedua hingga hari kedelapan setelah uji tantang. Uji tantang dilakukan dengan menyuntikkan secara intramuskuler 0,1 mL A. hydrophila (108cfu/mL) ke ikan lele. Parameter yang diamati yaitu respon makan ikan, laju pertumbuhan, sintasan, gejala klinis, penyembuhan luka, dan makroskopis organ dalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kelangsungan hidup pencegahan adalah 40±40% untuk A dan B, 60±20% untuk C, dan 20±20% untuk D, sedangkan untuk pengobatan adalah 33,33±11,55% untuk E, 46,67±11,55% untuk F, 33,33±11,55% untuk G, dan 26,67±11,55% untuk H. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencegahan lebih efektif daripada pengobatan, diduga karena imunostimulan pada pencegahan aktivitasnya lebih baik dari pengobatan.
Collections
- Aquaculture [108]