Show simple item record

dc.contributor.advisorSiregar, Edward H.
dc.contributor.authorYanah, Lili
dc.date.accessioned2013-05-29T01:23:08Z
dc.date.available2013-05-29T01:23:08Z
dc.date.issued2013
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/63868
dc.description.abstractIndonesia merupakan negara dengan kekayaan alam yang luar biasa. Dalam sektor perikanan, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar. Potensi sumber daya perikanan baik perikanan tangkap, budidaya laut, perairan umum dan lainnya diperkirakan mencapai US$ 82 miliar per tahun. Sektor perikanan mampu menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 5,35 juta orang. Produksi perikanan budidaya di Jawa Barat pada tahun 2011 menduduki peringkat ke-4, setelah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Jawa Timur. Sehingga usaha perikanan budidaya telah berhasil membuka lapangan pekerjaan bagi 750 ribu orang penduduk di Provinsi Jawa Barat (Menteri Kelautan dan Perikanan). Sentra produksi budidaya ikan air tawar di Jawa Barat antara lain Sukabumi, Garut, Cianjur dan Bogor. Berdasarkan data perkembangan produksi pembenihan ikan konsumsi Kabupaten Bogor bahwa ikan lele memiliki tingkat pertumbuhan yang paling besar dibandingkan produksi ikan kosumsi lainnya yaitu sebesar 85,18%. Sedangkan pertumbuhan produksi ikan patin berada pada urutan ke enam yaitu sebesar -5,21%. Hal ini disebabkan beberapa faktor alam yang menyebabkan kematian pada benih patin. Untuk saat ini, ikan patin mempunyai prospek yang cukup baik. Hal ini terlihat dari produksi pembesaran ikan patin di Kabupaten Bogor yang mengalami kenaikan sebesar 88,42% (Data Perikanan Kabupaten Bogor, 2011). Salah satu usaha yang bergerak dibidang pembenihan ikan patin siam adalah Darmaga Fish Culture (DFC) yang berlokasi di daerah Laladon, Bogor. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang menentukan pengembangan usaha pembenihan ikan patin di DFC dan 2) Merumuskan alternatif strategi pengembangan usaha yang tepat bagi usaha pembenihan ikan patin di DFC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan pada DFC antara lain modal yang digunakan adalah modal pribadi (pemilik DFC), benih yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik, proses produksi didukung oleh teknologi terbaru dibidang budidaya, dan memiliki pelanggan tetap. Kelemahan pada DFC yaitu pemasaran produk masih terbatas, kurangnya promosi penjualan, produktivitas produksi masih rendah, dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kurang memiliki pengetahuan dibidang perikanan. Peluang yang dimiliki DFC antara lain adanya kebijakan pemerintah yang mendukung sector perikanan dan perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi menjadi hal yang diandalkan DFC. Sedangkan ancaman yang dihadapi DFC yaitu tingkat inflasi dan perubahan suhu, kualitas air serta iklim yang mempengaruhi hasil produksi. Berdasarkan analisis Matriks SWOT, diperoleh delapan alternatif strategi pemasaran yang dapat dilakukan oleh DFC. Dari delapan alternatif tersebut, terpilih strategi prioritas utama yang dianalisis dengan matriks QSP yaitu memanfaatkan teknologi, informasi dan komunikasi untuk menjaga dan meningkatkan mutu benih ikan.en
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.titleAnalisis strategi pengembangan usaha pembenihan ikan patin siam di Darmaga Fish Cultureen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record