Show simple item record

dc.contributor.advisorWulandani, Dyah
dc.contributor.authorGaluh Fekawati Rustam M.
dc.date.accessioned2013-04-15T04:36:36Z
dc.date.available2013-04-15T04:36:36Z
dc.date.issued2010
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/62209
dc.description.abstractProduk hasil pertanian pada umumnya tidak tahan lama jika disimpan, oleh karena itu membutuhkan penanganan pasca panen untuk memperpanjang umur simpan. Pengeringan merupakan salah satu penanganan pasca panen untuk mengawetkan produk pertanian tersebut. Pengeringan dapat dilakukan secara langsung dengan bantuan sinar matahari atau dengan menggunakan alat pengering. Kelemahan dari proses pengeringan secara langsung dengan menggunakan bantuan sinar matahari adalah ketergantungan terhadap cuaca, kontaminasi dengan debu, binatang pengganggu, kadar air akhir produk hasil pengeringan yang tidak seragam, dan lain-lain. Oleh karena itu digunakan alat pengering ERK Hybrid untuk mengatasi permasalahan tersebut. Kelebihan dari alat pengering ini adalah adanya rak yang dapat diputar sehingga dpat menyeragamkan kadar air pada proses pengeringan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data performansi alat pengering tipe rak berputar untuk mengeringkan jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus), yang meliputi : keseragaman kadar air bahan (sebaran suhu dan kadar air), laju pengeringan yang tinggi, konsumsi energi yang rendah, dan mutu produk. Pada penelitian ini terdapat 5 percobaan, yaitu : (1). pengeringan dengan kapasitas 1.8 kg jamur pada pagi hingga sore hari (pukul 08:00 WIB-16:00 WIB). Setiap 1 jam, rak digeser sebesar 45º dan tanpa diputar. (2). pengeringan dengan kapasitas 1.8 kg jamur pada pagi hingga sore hari ( pukul 08:00 WIB-16:00 WIB). Setiap 1 jam, rak digeser sebesar 45º dan diputar selama 10 menit di awal dan di akhir jam. (3). pengeringan dengan kapasitas 1.8 kg jamur pada pagi hingga sore hari (pukul 08:00 WIB-16:00 WIB). Setiap 1 jam, rak digeser sebesar 45º dan diputar selama 5 menit di awal dan di akhir jam. (4) pengeringan dengan kapasitas 4 kg jamur pada pagi hingga malam hari (pukul 08:00 WIB-20:00 WIB). Setiap 1 jam, rak digeser sebesar 45º dan diputar selama 10 menit di awal dan di akhir jam. (5). pengeringan dengan kapasitas 4 kg jamur pada pagi hingga sore hari (pukul 08:00 WIB-16:00 WIB). Setiap 1 jam, rak digeser sebesar 45º dan diputar selama 10 menit di awal dan di akhir jam. Performansi mesin pengering ERK hybrid tipe rak berputar untuk pengeringan jamur tiram adalah sebagai berikut : (a) Rata-rata suhu outlet > rata-rata suhu ruang pengering > rata-rata suhu lingkungan pada setiap percobaan. Suhu ruang pengering berkisar antara 30OC-49 OC pada percobaan I, dan RH ruang pengering berkisar antara 34.1%-93.5%. Pada percobaan II suhu ruang pengeringnya berkisar antara 28OC-44OC, dan RH ruang pengering berkisar antara 50.9%-80.8%. Pada percobaan III suhu ruang pengeringnya berkisar antara 28.5OC-45.5OC, dan RH ruang pengering berkisar antara 34.1%-96.3%. Pada percobaan IV suhu ruang pengering berkisar antara 26OC-44OC, dan RH ruang pengering berkisar antara 45.3%-100%. Sedangkan pada percobaan V suhu ruang pengering berkisar antara 29 OC-47 OC, dan RH ruang pengering berkisar antara 49.3%-100%. (b) Laju pengeringan pada percobaan dengan pemutaran rak lebih besar daripada percobaan tanpa pemutaran rak pada tingkat kadar air awal yang hampir sama, yaitu berkisar antara 18.91%bk/jam- 26.54%bk/jam. (c) Lama pengeringan yang dibutuhkan untuk mengeringkan jamur tiram sampai kadar air <12%bb berkisar antara 9-12 jam. (d) Efisiensi pengeringan yang dicapai pada percobaan pemutaran rak selama 10 di awal dan diakhir setiap 60 menit sekali cenderung lebih besar daripda percobaan tanpa pemutaran rak dengan efisiensi sebesar 54.35%. Dan efisiensi ini lebih besar daripada efisiensi pemutaran rak 5 menit di awal dan di akhir setiap 60 menit sekali. (e) Kebutuhan energi pengeringan pada pemutaran rak 10 menit di awal dan di akhir setiap 60 menit sekali lebih kecil dari pada percobaan tanpa pemutaran dan daripada percobaan dengan pemutaran rak selama 5 menit di awal dan di akhir setiap 60 menit sekali, yaitu sebesar 4479.90 kJ/kg uap. (f) Setelah dilakukan analisis protein dengan menggunakan metode AOAC.991.20.1999, protein yang terkandung oleh jamur tiram kering adalah 21.18% dan 26.79% per berat kering untuk 2 sampel uji, dibandingkan dengan kandungan protein jamur tiram basah yaitu 30% per berat kering (Chang et al., 1993), maka jamur tiram kering ini masih layak untuk dikonsumsi karena kandungan protein yang dibutuhkan masih cukup. (g) Berdasarkan hasil tersebut pecobaan yang memberikan hasil terbaik adalah percobaan dengan pemutaran rak sebesar 10 menit di awal dan di akhir setiap 60 menitnya. Analisis teknis menunjukkan bahwa mesin pengering ini layak untuk digunakan untuk pengeringan jamur tiram.en
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.titleUji Performansi Model Pengering Efek Rumah Kaca (ERK)- Hybrid Tipe Rak Berputar Pada Pengeringan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)en


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record