Upaya menurunkan lemak penyebab off-flavor pada daging itik melalui pemberian tepung daun beluntas (pluchea indica l. Less) dalam pakan
Date
2006Author
Rukmiasih
Tjakradidjaja, Anita Sardiana
Sumiati
Huminto, Hernomoadi
Metadata
Show full item recordAbstract
Itik lokal pada saat ini pemanfaatannya 1lebih banyak sebagai penghasil telur. Pemanfaatannya sebagai penghasil daging sangat terbatas. Salah satu sebabnya adalah karena dagingnya bau amis (off-flavor). Untuk meningkatkan pangsa pasar daging itik, maka perlu diupayakan mengurangi bau amis (off flavor) daging tersebut yang menurut Hustiany (2001) sebagian besar adalah hasil proses oksidasi lipid. Beluntas (Pluchea indica L. Less) merupakan salah satu herba yang mengandung antioksidan (flavonoid, vitamin C dan beta-karoten). Pada manusia sering digunakan sebagai ramuan penghilang bau badan. Oleh karena itu pada penelitian ini akan dicoba apakah beluntas dapat mengurangi off-flavor pada daging itik. Beluntas yang digunakan dalam bentuk kering yang dicampurkan ke dalam pakan. Pada penelitian ini akan digunakan Rancangan Acak Lengkap pola faktorial 3 x 3, dengan 3 ulangan dan setiap ulangan 4 ekor itik. Faktor pertama adalah pemberian tepung daun beluntas dalam pakan yang terdiri atas 3 taraf yaitu 0, 1 dan 2%. Faktor kedua yaitu lamanya pemberian tepung daun beluntas selama 3, 5 dan 7 minggu. Peubah yang diamati adalah penampilan itik, komposisi gizi daging itik (protein dan lemak), komposisi lemak jenuh dan tidak jenuh (tinggal, ganda), nilai TBARS dan sensori daging itik. Data penampilan itik dianalisis ragamnya (ANOVA) berdasarkan Steel dan Tome (1995), sedangkan data lainnya dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan makin lama pemberian beluntas, pertambahan bobot badan dan lemak abdomen makin meningkat. Makin tinggi pemberian level beluntas, ada indikasi penurunan bobot badan, tetapi secara statistik tidak berbeda nyata. Makin lama pemberian beluntas, kandungan lemak daging itik berkulit makin tinggi, sedangkan kandungan proteinnya meningkat kemudian menurun. Kandungan protein dan lemak daging itik berkulit yang mendapat beluntas lebih tinggi dari kontrol. Kandungan lemak dan protein daging itik yang diberi beluntas 2% paling tinggi, diikuti dengan yang diberi beluntas 1% dan kontrol. Asam lemak tidak jenuh daging itik berkulit semakin meningkat dengan makin lamanya pemberian beluntas. Kandungan asam lemak tidak jenuh daging itik berkulit yang diberi beluntas 2% paling tinggi, diikuti yang 1% dan kontrol. Nilai TBARS daging itik berkulit makin tinggi dengan makin lamanya pemberian beluntas. Nilai TBARS yang mendapat beluntas 2% paling rendah, diikuti yang mendapat beluntas 1 dan kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa beluntas dapat melindungi asam lemak tidak jenuh. Hasil ini didukung oleh hasil sensorinya yang terlihat bahwa bau amis (off-flavor) daging itik berkulit makin berkurang dengan makin tingginya level pemberian beluntas.