Uji Performansi Sistem Pemanasan Pada Alat Pengering Hibrid Tipe Lorong untuk Pengeringan Ikan Samgeh (Argyrosomus amoyensis) di Pengolahan Hasil Perikanan Tradisional (PHPT) Muara Angke Jakarta Utara.
Abstract
Pada proses pengeringan ikan. Salah satu alat pengering yang telah dikembangkan adalah alat pengering surya tipe lorong. Alat pengering ini menggunakan sumber energi alternatif dari surya. Energi ini merupakan salah satu bentuk energi terbarukan yang tersedia di alam dengan jumlah yang tak terbatas. Namun, dikarenakan energi surya yang tidak stabil dan kondisi cuaca yang sewaktu-waktu bisa berubah, maka perlu ditambahkan suatu pemanas tambahan untuk mengatasi masalah tersebut. Untuk itu digunakan tungku dengan bahan bakar dari biomassa yang dirancang sedemikian rupa sehingga bisa dioperasikan pada kondisi cuaca mendung atau pengeringan di malam hari. Masalah yang timbul kemudian adalah hasil olahan dengan menggunakan biomasa yang cenderung kotor, berbau, dan kurang menarik secara tekstur. Hal ini sering terjadi karena asap yang dihasilkan dari pembakaran biomasa tersebut langsung bersentuhan dengan produk. Untuk menghindari asap bersentuhan langsung dengan dengan produk, maka digunakan sistem penukar panas (heat exchanger). Dalam pelaksanaannya, nelayan masih jarang menggunakan alat pengering dengan sumber energi tersebut. Hal ini terkait dengan hasil pengeringan yang tidak sesuai dengan kebutuhan mereka, terkadang ikan yang dihasilkan terlalu kering atau hasil pengeringannya yang tidak merata. Untuk itu maka perlu diadakan pengujian dari sistem pemanasan yang digunakan pada alat pengering tersebut. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh kinerja sistem pemanasan pada alat pengering surya hibrid tipe lorong untuk pengeringan ikan. Sedangkan tujuan khususnya yaitu untuk mendapatkan data sebaran suhu dalam ruang pengering, sebaran suhu pada kolektor surya, sebaran suhu pada penukar panas, sebaran suhu pada tungku, efisiensi kolektor, effisiensi tungku, dan efektifitas penukar panas Pengering ERK tipe lorong didisain untuk menangani bahan-bahan pangan atau pertanian yang umumnya sensitif terhadap kerusakan mekanis dan yang tahan terhadap suhu sampai 600C. Pengering ERK ini merupakan pengeringan yang mengandalkan energi surya dan energi lain seperti kayu bakar atau briket batubara sebagai sumber energi panasnya. Radiasi surya masuk kedalam sistem pengering melalui dinding transparan dan diserap olah berbagai komponen pengering (seperti absorber, rak, rangka, juga produk) yang berada dalam ruang pengering. Pemanasan dari pembakaran batok kelapa disalurkan melalui udara yang mengalir melalui penukar panas.