Chlorophyll-A Variability Along Southern Coast Of Sumatera And West Java During Positive Phase Of Indian Ocean Dipole Mode (IODM)
Variabilitas Klorofil-A Di Perairan Barat Sumatera Dan Selatan Jawa Barat Fase Indian Ocean Dipole Mode (IODM) Positif1
Date
2012-04Author
Amri, Khairul
Manurung, Djisman
Gaol, Jonson L.
Baskoro, Mulyono S.
Metadata
Show full item recordAbstract
Indian Ocean Dipole Mode (IOD/IODM) adalah gejala penyimpanan iklim akibat interaksi laut dan atmosfer. IODM berupa struktur dua kutub massa air dengan suhu permukaan laut yang menyimpang dari normalnya. Fenomena IODM mempengaruhi sejumlah parameter oseanografi regional. Pada saat berlangsungnya fase IODM positif, selama musim timur (Juni-Oktober), tiupan angin muson tenggara dari Australia memicu terjadina upwelling, membawa massa air lebih dingin dan meningkatkan nutrien ke lapisan permukaan sepanjang pantai selatan jawa dan Sumatera. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui variabilitas klorofil-a di perairan barat Sumatera dan selatan Jawa Barat (Samudera Hindia bagian timur) pada fase IODM positif. Motode Penelitian, dilakukan dengan menganalisis nilai sebaran SPL hasil pengukuran sensor thermal satelit Advanced Very High Resolutin Radiometer-National Oceanic and Atmospheric Administration (AVHRR-NOAA) untuk mendeteksi massa air upwelling. Analisis spasial dan temporal variabilitis klorofil-a sepanjang pantai selatan Jawa Barat dan barat Sumatera dari September 1997-Desember 2009 dilakukan menggunakan data dari sensor Sea-viewing Wide-field of view sensor (SeaWiFS) satelit SeaStar. Hasil penelitian menunjukkan, konsentrasi klorofil-a tinggi berkaitan dengan pengaruh musim timur yang membangkitkan upwelling. Selama puncak anomali tiupan angin muson tenggara pada fase IODM positif kuat (1997 dan 2006) terjadi upwelling yang sangat intensif. Pada fase ini konsentrasi klorofil-a sangat tinggi, tersebar luas sepanjang pantai barat Sumatera.