Show simple item record

dc.contributor.advisorRahayu, Sekartining
dc.contributor.advisorArinana
dc.contributor.authorIftor, Muhammad
dc.date.accessioned2012-11-02T02:17:18Z
dc.date.available2012-11-02T02:17:18Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/58295
dc.description.abstractKebutuhan kayu bulat penduduk Indonesia lebih tinggi dibandingkan pasokan dari hutan alam. Kesenjangan antara kebutuhan kayu dengan suplai yang ada dapat ditanggulangi dengan penggunaan kayu rakyat. Namun sebagian besar jenis kayu rakyat di Indonesia mempunyai keawetan yang rendah. Beberapa proses pengawetan yang biasa dilakukan, antara lain dengan rendaman dingin dan fumigasi. Namun dengan banyaknya isu-isu lingkungan yang berkembang saat ini, bahan pengawet kayu yang dipakai harus ramah lingkungan contohnya boraks dan amonia. Pengujian efikasi kayu hasil pengawetan rendaman dingin dan fumigasi amonia belum banyak dilakukan terutama tentang efektifitas residu amonia yang tertinggal setelah metode fumigasi amonia terhadap serangan organisme perusak kayu belum diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efikasi kayu hasil pengawetan metode rendaman dingin dengan menggunakan boraks dan residu amonia dalam kayu hasil fumigasi amonia terhadap serangan rayap tanah (Coptotermes curvignathus Holmgren). Pada penelitian ini contoh uji dari kayu manii, mindi, durian, dan mangium diberi perlakuan rendaman dingin dan fumigasi. Rendaman dingin menggunakan konsentrasi boraks 5%, 10%, dan 15%. Contoh uji direndam bahan pengawet boraks selama 2 jam. Fumigasi menggunakan volume amonia sebanyak 2 liter, 4 liter, 6 liter, 8 liter, dan 10 liter yang dimasukkan ke ruang fumigasi dan dipaparkan ke contoh uji selama 4 hari. Contoh uji selanjutnya diuji efikasi berdasarkan standar SNI 01.7207-2006. Contoh uji dimasukkan ke dalam botol uji, kemudian dimasukkan 200 g pasir, 50 ml air destilata, dan rayap tanah pekerja sebanyak 200 ekor. Botol uji lalu disimpan di tempat gelap dan dibiarkan selama 4 minggu lalu dibongkar. Parameter yang diukur adalah persentase kehilangan berat dan persentase mortalitas rayap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk perlakuan rendaman dingin, semakin meningkat konsentrasi bahan pengawet boraks maka semakin kecil kehilangan berat yang terjadi pada contoh uji, dimana konsentrasi 5% merupakan konsentrasi optimum. Mortalitas pada rendaman dingin mencapai 100% pada semua taraf perlakuan, lebih besar dibandingkan dengan kayu kontrol (pinus) yang hanya memiliki persentase mortalitas 58%. Fumigasi juga menunjukkan bahwa semakin meningkat volume amonia yang digunakan maka persentase kehilangan berat semakin kecil dimana volume optimum adalah 6 liter pada ruang fumigasi (2 x 1 x 1) m3. Mortalitas mencapai 100% pada semua taraf perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan rendaman dingin dengan boraks dan fumigasi amonia efektif menahan serangan rayap dan meningkatkan kelas awet kayu rakyaten
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.subjectCoptotermes curvignathusen
dc.subjectrayap tanahen
dc.subjectamoniaen
dc.subjectfumigasi. Boraksen
dc.subjectrendaman dinginen
dc.subjectEfikasien
dc.titleUji Efikasi Kayu Hasil Pengawetan Rendaman Dingin Berbahan Aktif Boraks dan Fumigasi Amonia terhadap Serangan Rayap Tanahen


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record