Show simple item record

Keanekaragaman Serangga di Hutan Alam Resort Cibodas, Gunung Gede Pangrango dan Hutan Tanaman Jati di KPH Cepu

dc.contributor.advisorKasno
dc.contributor.advisorHaneda, Noor Farikhah
dc.contributor.authorTofani, Dwi Pratiwi
dc.date.accessioned2012-09-03T06:39:58Z
dc.date.available2012-09-03T06:39:58Z
dc.date.issued2008
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/56870
dc.description.abstractBackground Insects are the main group of Arthropods. They are the most dominant living animals in the terrestrial ecosystems. They have a large amount of individuals and species diversity that makes them becoming an important role in the forests ecosystem, for example as phytophagus especially pests, predators, parasitoids, decomposer, etc. Based on their important role therefore, species diversity as well as their its abundance to be important factors in managing forest. Research Method The study on insect diversity was carried out in Cibodas resort of Gunung Gede Pangrango Natural Forest and teak plantation in KPH Cepu, Central Java. The objectives of this study were to measure insect diversity on both types of forest ecosystem and to identify any dominant environmental element determining the insect diversity and their abundance insects collection was done on the previously established Forest Health Monitoring plots in both forest types. Two types of insect traps namely yellow-pan and malaise traps were used to collect insect samples. All collected insects were then analyzed its diversity and abundance. Result and Conclusion The study showed the followings results. Insects abundance in the natural forests is higher than teak forest plantation. Young teak forest plantation had lower insect abundance than older one. In the Gede Pangrango Mountain Natural Forests, there were 12 insect orders consisted of 99 families and 896 individuals. Young teak plantation (3rd age class) there were 10 insect orders consisted of 56 families and 363 individuals while in the older one (6th age class) there were 10 insect orders consisted of 57 families and 618 individuals. Natural forest of Gede Pangrango had higher insect diversity than teak forest plantation. Young teak forest plantation had lower insect diversity than older one. Canopy closing as well as understory vegetation were identified to be the most dominant environmental elements determining the insect diversity and their abundance. Insect diversity maybe used as one of the bioindicator of stability of forest ecosystem or forest health.en
dc.description.abstractSerangga adalah kelompok utama dari Arthropoda. Serangga merupakan kelompok binatang yang paling dominan dalam ekosistem darat. Serangga memiliki jumlah spesies dan individu yang begitu besar sehingga serangga memiliki peran penting dalam ekosistem hutan yaitu sebagai pemakan tanaman, pemangsa, parasit, pengurai dan sebagainya. Berdasarkan statusnya yang sangat penting, maka keragaman jenis dan kelimpahannya penting untuk dikaji dalam kaitannya dengan kebijakan pengelolaan hutan. Oleh karena itu dilakukan suatu studi keanekaragaman serangga di hutan alam Resort Cibodas, Gunung Gede Pangrango dan hutan tanaman jati di KPH Cepu. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai jenis-jenis serangga dan mengukur keanekaragaman serangga yang terdapat di hutan alam dan hutan tanaman serta kondisi lingkungan yang mempengaruhi kelimpahan serangga. Tahap pengumpulan data dimulai dengan penentuan petak pengamatan yang mengacu pada plot Forest Health Monitoring (FHM) yang telah ada. Dari tiap plot dilakukan inventarisasi serangga dengan cara meletakkan alat perangkap serangga berupa 3 perangkap nampan kuning (yellow-pan trap) dan 1 perangkap berbentuk tenda (malaise trap). Setelah 1 minggu, serangga tersebut diekstraksi. Serangga yang didapat diawetkan dalam alkohol, kemudian diidentifikasi, dihitung dan dianalisa keragaman dan kelimpahannya. Kelimpahan individu serangga pada hutan alam lebih tinggi dari kelimpahan individu serangga pada hutan tanaman jati. Kelimpahan individu serangga pada hutan tanaman jati umur muda lebih rendah dari kelimpahan serangga pada hutan tanaman jati umur lebih tua. Di hutan alam Gunung Gede Pangrango ditemukan 12 ordo, 99 famili dan 896 individu. Pada hutan jati (KU III) terdapat 10 ordo, 56 famili dan 363 individu, sedangkan pada plot hutan jati (KU VI) terdapat 10 ordo, 57 famili dan 618 individu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah jenis serangga yang ditemukan pada hutan alam Resort Cibodas, Gunung Gede Pangrango lebih banyak dari jumlah jenis serangga yang ditemukan pada hutan tanaman jati di Cepu. Pada hutan jati umur muda, jumlah jenis serangga yang ditemukan lebih sedikit dari jumlah jenis serangga pada hutan jati umur lebih tua. Hasil analisis regresi didapatkan bahwa faktor lingkungan berupa penutupan tajuk dan diversitas tumbuhan bawah merupakan faktor yang paling menentukan kelimpahan serangga di hutan (R2=0,594 untuk penutupan tajuk dan R2=0,803 untuk diversitas tumbuhan bawah).
dc.publisherIPB ( Bogor Agricultural University )
dc.subjectBiodiversityen
dc.subjectinsectsen
dc.subjectenvironmental factorsen
dc.subjectnatural forestsen
dc.subjectteak forests plantationen
dc.titleBDH/ Insects Biodiversity At Cibodas Resort Natural Forest, Gede Pangrango Mountain and KPH Cepu Teak Forest Plantationen
dc.titleKeanekaragaman Serangga di Hutan Alam Resort Cibodas, Gunung Gede Pangrango dan Hutan Tanaman Jati di KPH Cepu


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record