Studi Tentang Biologi Reproduksi Dan Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing
A Study On The Biology Of Reproduction And Artificial Insemination In Goats
View/ Open
Date
1982Author
Sukra, Yuhara
Toelihere, Mozes R.
Barizi
T., Mansoerdin Buyung
Rahardja, Lukman
Metadata
Show full item recordAbstract
Serangkaian penelitian telah dilakukan antara tahun 1981 sampai 1982 untuk mengamati berahi dan siklus berahi serta pengendalian siklus berahi memakai PGF2 a: evaluasi, pengencer. Proyek studi Sektoral/Regional, Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, Departemen P dan K, No. 592/PSSR/DP3M?7/80 an dan pembekuan semen; percobaan pemisahan spermatozoa X dan Y dan identifikasinya; dan percobaan inseminasi buatan dengan semen cair dan semen beku pada sekelompok kambing kacang. Pengamtan berahi dilakukan dua kali sehari memakai pejantan pengusik. Penyerentakan berahi dilakukan dengan penyuntikan PGF2 a 7.5 mg. i.m antara hari ke-5 dan ke-12 siklus berahi. Pengenceran semen dilakukan memakai pengencer sitrat kuning telur, air susu sapi, dan susu skim dalam berbagai konsentrasi. Percobaan pemisahan spermatozoa X dan Y dilakukan dengan Sefadeks seri G dan seri C. Hasil penyaringan dengan Sefadeks diuji dengan identifikasi memakai kuinakrin-hidrokhlorida. Inseminasi buatan dengan semen cair dan semen beku dibandingkan terhadap hasil perkawinan alam. Pemeriksaan kebuntingan dilakukan dengan laparotomi 40 sampai 45 hari kemudian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lama berahi pada kambing kacang berkisar antara 1,5 sampai 2,5 hari, rata-rata 2 hari. Lama siklus berahi berkisar antara 17 sampai 23 hari, rata-rata 20 hari. Semua hewan betina percobaan memberi respons positif terhadap penyuntikan PGF2 a dengan memperlihatkan berahi satu sampai 5 hari, rata-rata 2,7 hari, sesudah penyuntikan preparat tersebut. Jumlah terbanyak (70%) memperlihatkan berahi 2-3 hari sesudah penyuntikan PGF2 a. Nampaknya pengencer yang terbaik untuk pengawetan semen kambing kacang adalah susu skim 12%. Spermatozoa di dalam pengencer ini yang disimpan pada suhu 5 derajat C bertahan hidup sampai 14-16 hari. Ternyata bahwa spermatozoa X dan Y tidak dapat dipisahkan dengan Sefadeks. Percobaan identifikasi spermatozoa X dan Y tidak memberi hasil yang positif. Kebuntingan hasil perkawinan alam (90%) jauh lebih tinggi daripada inseminasi buatan memakai semen cair (50%) maupun semen beku (60%). Perbedaan tersebut nyata secara statistik (P=0.062)
Collections
- Media Veteriner [107]