Disain kebijakan dan strategi pengelolaan kawasan pasca tambang batubara berkelanjutan (studi kasus Kabupaten Kutai Kartanegara)
Design of policies and management strategy of sustainable post coal mining areas (case study Kutai Kartanegara Regency)
Date
2010Author
Sinaga, Nurita
Sitorus, Santun R.P.
Haridjaja, Oteng
Seta, Ananto K
Metadata
Show full item recordAbstract
The general objective of this research was to design policies and management strategies of sustainable post coal mining areas in order to improve environmental quality, economy and social aspects of the people in Kutai Kartanegara Regency. This objective can be further detailed into the following operational objectives : (1) To identify the present condition of the ecological and physical factor of the environment, (2) To identify the sustainability status of the post coal mining, (3) To analyze the policies through identification of the needs of stakeholders in developing post coal mining areas in the future by identifying the key factors of sustainability and, (4) To formulate policy direction and implementation strategy of the sustainable post coal mining area management. The general and the operational objectives can only be justified by : (1) Analyzing the ecological and physical factors of the environment: soil, water, and vegetation, (2) Measuring the index of the sustainability level of the latest condition of post coal mining using ecological, economic, and social dimensions, (3) Analyzing the policies related to coal mining in accordance with the needs of stakeholders in order to find the key factors, and (4) Formulating alternative direction of the policies and strategy of the implementation. Policy implementation strategies in the management of post coal mining areas in Kutai Kartanegara Regency should be considered as optimum and in integrated management of post coal mining areas using the following strategic steps, through : immediate improvement of soil fertility by conducting reclamation of the ex-coal mining area that suits reclamation plan and agreed requirements, development of partnership between the government and businessman in the implementation of extension of employment/job opportunities and increasing income of the community so that both regional economic growth and awareness of the people in taking care of their environment through business training programs. Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) merupakan salah satu penghasil batubara terbesar di Indonesia. Deposit batubara di Kalimantan Timur mencapai sekitar 19,5 miliar ton (sekitar 54,4 % dari seluruh total produksi batubara di Indonesia), dengan temuan cadangan yang dapat dieksploitasi mencapai 2,4 miliar ton. Perkembangan produksi batubara di Kalimantan Timur sejak tahun 2003 terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2008 produksi batubara mencapai 118.853.758 ton. Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan daerah penghasil batubara di Provinsi Kalimantan Timur. Pada tahun 2006 produksi batubara di kabupaten ini mencapai 13,21 juta metrik ton dan 15,59 juta metrik ton pada tahun 2007. Angka ini memberikan kontribusi sekitar 12% dari total produksi batubara di Provinsi Kalimantan Timur. Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki masalah dalam pengelolaan kawasan pasca tambang batubara dalam konteks kualitas lingkungan, ekonomi dan sosial. Kebijakan pengelolaan kawasan pasca tambang batubara akhirnya dinilai belum terintegrasi dengan pengelolaan lingkungan pasca tambang batubara menyebabkan peningkatan kerusakan lahan setiap tahunnya. Kebijakan dan Strategi pengelolaan kawasan pasca tambang batubara semestinya tetap mempertimbangkan keseimbangan tiga dimensi utama yaitu ekologi, ekonomi dan sosial agar berkelanjutan. Untuk itu diperlukan penelitian kebijakan dan strategi pengelolaan lingkungan kawasan pasca tambang batubara berkelanjutan. Tujuan utama penelitian ini adalah merancang kebijakan dan strategi pengelolaan kawasan pasca tambang batubara berkelanjutan sehingga terwujud peningkatan kualitas lingkungan, peningkatan ekonomi dan keamanan sosial masyarakat di Kabupaten Kutai Kartanegara. Hal ini dapat diuraikan ke dalam tujuan operasional sebagai berikut: (1) Mengetahui kondisi saat ini faktor fisik-lingkungan meliputi tanah, air, dan vegetasi, (2) Mengetahui indeks keberlanjutan pasca tambang batubara berdasarkan dimensi ekologi, ekonomi dan sosial, (3) Menganalisis kebijakan dengan mengidentifikasi kebutuhan stakeholder dalam pengelolaan kawasan pasca tambang batubara di masa mendatang dengan mengetahui faktor kunci keberlanjutan, dan (4) Menyusun arahan kebijakan dan strategi implementasi dalam pengelolaan kawasan pasca tambang batubara berkelanjutan. Tujuan utama maupun tujuan operasional hanya dapat diketahui dengan: (1) Menganalisis faktor fisik lingkungan meliputi tanah, air dan vegetasi, (2) Mengukur indeks tingkat keberlanjutan kondisi terkini pasca tambang batubara dengan dimensi ekologi, dimensi ekonomi dan dimensi sosial, (3) Mengetahui faktor kunci pengelolaan kawasan pasca tambang batubara, dan (4) Merumuskan arahan alternatif kebijakan dan strategi implementasinya.