Show simple item record

The development of supply chain of mangosteen in Bogor district, West Java

dc.contributor.advisorMarimin
dc.contributor.advisorMachfud
dc.contributor.advisorPoerwanto,Roedhy
dc.contributor.authorAstuti, Retno
dc.date.accessioned2012-06-25T07:51:44Z
dc.date.available2012-06-25T07:51:44Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/55153
dc.description.abstractMangosteen (Garcinia mangostana L.) is the highly demanded fruit for export commodity from Indonesia. The biggest mangosteen production center in Indonesia is West Java Province that includes Bogor District as one of the districts which produce the most of mangosteen production. The activities of mangosteen production in West Java Province have not been efficient enough to compete internationally. In order to have competitive advantages, supply chain management in mangosteen business was initiated in Bogor district in 2007 which integrated processes from receiving raw material to selling finished products. The aims of the research were to analyze the current supply chain of mangosteen in Bogor District, West Java and to arrange the development of the emerging supply chain of mangosteen with considering performance, risk, and value added of the chain. Data and information were collected through in depth interview, participative discussions with experts which represent each member of the chain, and review of literatures. Tools used for this study were Interpretative Structural Modeling, Fuzzy Analytical Hierarchy Process, Supply Chain Operations Reference, and Hayami methods for value added. The results of the study showed that the most important elements of the chain were needof the chain, barrier of partnership sustainability, and institution of the chain. Attention to the relationship between sub-element in each element must be given by managers of the chain so that the supply chain management can prioritize the handling of those elements. Research results also showed that the supply chain which was managed by KBU Al-Ihsan was better than the marketing channel outside the chain in the profit and value added gained by the farmers as well as in the performance. But, exporter which bought mangosteen from the chain which was managed by KBU Al-Ihsan had worse profit and value added comparing to exporter which bought mangosteen from the market channel outside the chain. The developments arrangement was made to make the supply chain of mangosteen in Bogoar District being sustainable.en
dc.description.abstractManggis (Garcinia mangostana L.) merupakan buah yang diekspor dari Indonesia yang mendominasi ekspor buah Indonesia (37,4%). Sentra produksi buah manggis terbesar di Indonesia adalah Jawa Barat dengan Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten penghasil buah manggis yang terbanyak. Kegiatan produksi buah manggis di Jawa Barat tidak cukup efisien untuk bersaing secara internasional. Agar bisnis manggis mempunyai keunggulan bersaing, maka Koperasi Bina Usaha Al-Ihsan (KBU Al-Ihsan) mengembangkan manajemen rantai pasok buah manggis di Kabupaten Bogor pada tahun 2007 dengan mengintegrasikan proses bisnis dari penerimaan bahan baku hingga penjualan buah manggis segar. Tujuan penelitian ini adalah melakukan analisis kondisi rantai pasok buah manggis di Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada saat ini serta menyusun pengembangan rantai pasok buah manggis tersebut dengan mempertimbangkan kinerja, risiko, dan nilai tambah. Penelitian ini hanya dibatasi pada rantai pasok buah manggis segar untuk pasar ekspor. Data primer diperoleh secara langsung dari hasil penggalian informasi dari para ahli dan responden penelitian secara terstruktur menggunakan alat bantu berupa kuesioner maupun secara tidak terstruktur melalui wawancara secara mendalam. Responden penelitian meliputi para pemangku kepentingan bisnis buah manggis. Data sekunder diperoleh dari studi pustaka serta penelusuran data dari Badan Pusat Statistik dan Dinas Pertanian Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Deskripsi rantai pasok yang ada pada saat ini dan penentuan lingkup rantai pasok yang diteliti dilakukan pada langkah awal. Metode yang digunakan pada langkah awal ini adalah deskriptif kualitatif dengan melakukan eksplorasi pada rantai pasok buah manggis yang menjadi objek penelitian. Langkah selanjutnya adalah melakukan identifikasi peran masing-masing pelaku dalam rantai pasok dan analisis elemen kunci struktur rantai pasok yang berperan dalam membentuk rantai pasok buah manggis. Keterkaitan antara sub elemen dalam tiap elemen kunci struktur tersebut dikaji dengan menggunakan Intepretative Structural Modeling (ISM). Indikator kinerja kunci dan risiko kemudian diidentifikasi dengan menggunakan metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process (Fuzzy AHP). Dalam pengembangan rantai pasok ini, kinerja rantai pasok diukur menggunakan model Supply Chain Operations Reference (SCOR) dan nilai tambah juga dianalisis menggunakan metode Hayami. Pengukuran kinerja dan analisis nilai tambah dilakukan pada rantai pasok yang dikelola oleh KBU Al-Ihsan dan saluran pemasaran buah manggis di luar rantai pasok tersebut..
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.subjectsupply chain of mangosteenen
dc.subjectperformanceen
dc.subjectvalue addeden
dc.subjectInterpretative Structural Modelingen
dc.subjectFuzzy Analytical Hierarchy Processen
dc.subjectSupply Chain Operations Referenceen
dc.subjectHayami methods for value added.en
dc.titlePengembangan rantai pasok buah manggis di kabupaten Bogor, Jawa Baratid
dc.titleThe development of supply chain of mangosteen in Bogor district, West Javaen


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record