Rancang bangun model pengelolaan terumbu karang berbasis resiliensi eko-sosio system (kasus di Teluk Kotania Provinsi Maluku)
Design of management model of coral reefs based on the resilience eko-sosio system (a case of Kotania Bay, Mollucas Province)
Date
2012Author
Sangaji, Masudin
Fahrudin,Achmad
Muchsin, Ismudi
Kamal, M. Mukhlis
Metadata
Show full item recordAbstract
Resilience is a complex adaptive system's ability to absorb disturbances, to organize themselves independently and to build capacity to learn and adapt from the change of a sudden, so as to retain essential structures and processes and provide feedback. The research was conducted in the Kotania bay the following objectives: 1) identify and analyze the parameters of the eko-sosio resilience of coral reefs, 2) formulate a model of eko-sosio index resilience of coral reefs, 3) estimate the level of eko-sosio resilience of coral reefs, 4) develop adaptation strategies based on management of coral reef eko-sosio resilience. Research method used is survey data derived from primary and secondary data. Analysis of social-ecological resilience using a system approach to the formula IRES (socialecological resilience index). Results of analysis showed that the Kotania Bay has a value of eko-sosio highest resiliency and lowest 0.74 and 0.01 are categorized in the high resilient, Midle resilient, low resilient, very low resilient. The resilience index formula of eko-sosio able to estimate changes in the value of resilience that occur each year. In 2025, if coral reefs are not be managed then its resilience will decrease to be low and very low resilien, and eko-sosio resilient of coral reefs will be lost. Participatory adaptation model is able to slow the rate of decline ekososio resilience of coral reefs, while the prospective adaptation model able to increase the prospective eko-sosio resilience of coral reefs and create conditions for better resilience. MPE analysis results (Method Comparison of Exponential) three alternative livelihoods that can be developed into a model of participatory adaptation strategies and adaptation strategies prospectively. The third alternative livelihoods that step cage nets, seaweed cultivation, and cultivation of mangrove crab. Based on the understanding of social-ecological resilience of the policy implications of coral reef management strategies in Kotania Bay divided into three clusters management; 1) cluster management of high-resilience category, 2) cluster management of low resilience category, and 3) cluster management is very low resilience category. Isu paling penting yang berhubungan dengan perubahan iklim global (climate change) yang relevan dengan pengelolaan ekosistem terumbu karang masa depan adalah resiliensi ekosistem. Hal ini sesuai dengan konsep pengelolaan pesisir yang menekankan pada respon ekosistem. Pemahaman tersebut menyadarkan pentingnya teknik menilai resiliensi ekosistem terumbu karang serta pengembangan pendekatan yang dibutuhkan untuk beradaptasi. Resiliensi adalah kemampuan sistem kompleks yang adaptif untuk mengabsorbsi gangguan, mereorganisasikan diri dan membangun kapasitas belajar yang adaptif dari perubahan yang bersifat mendadak, memperbaiki proses dan struktur yang esensial serta menyediakan umpan balik. Resiliensi ekologi-sosial terumbu karang adalah kemampuan sistem ekologi-sosial untuk memelihara, melakukan reorganisasi dan pembentukan manajemen adaptasi guna mengembalikan komunitas asal setelah mengalami gangguan serta menyediakan umpan balik bagi tata kelola yang lebih stabil. Selama ini, persoalan yang mendasar dalam pengelolaan terumbu karang adalah mekanisme pengelolaan ekosistem terumbu karang tidak efektif untuk memberi kesempatan kepada sumberdaya ekosistem terumbu karang yang dimanfaatkan pulih kembali. Rendahnya tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat di Teluk Kotania akan pentingnya fungsi terumbu karang, ditambah lagi tidak mudahnya mencari alternatif pekerjaan menambah tekanan terhadap terumbu karang semakin tinggi dan kompleks. Penelitian ini bertujuan: 1) mengidentifikasi dan menganalisis parameter resiliensi eko-sosial terumbu karang, 2) memformulasikan model indeks resiliensi eko-sosio terumbu karang, 3) mengestimasi tingkat resiliensi eko-sosial terumbu karang di Teluk Kotania, 4) menyusun strategi adaptasi pengelolaan terumbu karang berdasarkan resiliensi eko-sosial di Teluk Kotania, 5) Mendesain Model Resilliensi Ekologi Sosial-Coral Reef Management (MORESIO-CRM). Terumbu karang yang terdapat di Teluk Kotania berkisar antara 26 sampai 67 spesies dengan 6 sampai 13 famili. Kelimpahan spesies tertinggi di temukan pada stasiun 9 dan stasiun 10, sedangkan kelimpahan spesies terendah dimiliki oleh stasiun 17. Persentasi terumbu karang di Teluk Kotania berkisar antara 12.17% sampai 83.51%, nilai persentasi tertinggi dimiliki oleh stasiun 10 dan terendah terdapat di stasiun 8. Berdasarkan kriteria kelas persentasi tutupan karang menurut KLH 2001, maka terumbu karang di Teluk Kotania memiliki kelas buruk sampai sangat baik.
Collections
- DT - Fisheries [715]