Fragmentasi buatan dan reproduksi seksual spons Aaptos aaptos dalam upaya perbanyakan stok koloni di alam
Artificial fragmentation and sexual reproduction of Aaptos aaptos sponge in multiplication exertion of colony stock at natural habitat
Date
2009Author
Kawaroe, Mujizat
Soedharma, Dedi
Affandi, Ridwan
Winarto, Adi
Metadata
Show full item recordAbstract
In the present research, Aaptos aaptos sponge fragments were cultured in each periode at two sites of Pari Island, Seribu Islands, and pond at Ancol, DKI Jakarta. The parameters were measured i.e survival rate, specific growth rate, and evaluation to oocyte development by gamete maturity phase. A total of 336 sponge fragments cut and placed to vertical and horizontal (method) at frame in each location. The treatment was include wound at the body of sponge. Survival rate were high at pond compared to natural habitat. Southern part of Pari Island is apropriate place for fragmentation of Aaptos aaptos (Aa) sponge. Sponges fragments have an ability to regenerate their body and in 1 week they could attach the substrate so that after 1 month their body completely perfect same with their broodstock before fragmented. Sponges fragmented at vertical method have high survival rate compared to horizontal but their specific growth rate at horizontal better than vertical method. Specific growth rate differed significanctly per location and method but non significant per number of wound. Moon phase influence spawning frequency of Aa and spawning happen from new moon until full moon. External factor which is trigerring spawning are temperature, tide amplitude, and moon light. From in situ spawning research, Aa sponge is ovipar and fertilization is inside. Their released zygot (fertilized eggs) and soon after released zygot and embrio replicates their cell. Evaluation to oocyte development showed that gamete developed perfectly from phase I-IV for fragment at natural habitat but fragment at pond only produced gamete at phase I. Oocyte density at natural habitat lower than pond. The high survival, high specific growth rate and oocyte completely developed at phase I-IV suggest that this Aaptos aaptos sponge is a promising candidate for further mariculture development at natural habitat and pond Spons laut menghasilkan banyak bahan-bahan bioaktif dengan komposisi farmasi yang sangat menjanjikan. Spons laut yang digunakan pada penelitian ini adalah Aaptos aaptos (Aa), yang telah diketahui memiliki kandungan senyawa alkaloid dan aptamin dengan aktivitas penghambatan terhadap a-adrenoreceptor (Munro et al., 1999). Selain itu, senyawa alkaloid lain yang didapatkan dari spons Aa memiliki aktivitas sebagai antikanker, anti-HIV dan anti-mikroba (Nakamura et al., 1987). Pemanfaatan spons umumnya diambil secara langsung dari alam dan hanya sebagian kecil yang diperoleh dari hasil budidaya. Cara seperti ini jika dilakukan secara terus menerus diperkirakan akan mengakibatkan penurunan populasi secara signifikan bahkan dapat mengakibatkan terjadinya kepunahan. Oleh karena itu spons Aaptos aaptos (Aa) merupakan salah satu jenis spons yang perlu dipertimbangkan dalam upaya pengembangan budidaya melalui fragmentasi. Budidaya laut (mariculture) merupakan metode yang menjanjikan untuk memproduksi biomasa spons diantara metode yang sudah pernah diujicobakan oleh beberapa peneliti. Metode yang paling banyak digunakan untuk membudidayakan spons adalah metode gantung. Metode gantung ini sudah diujicobakan pada spons mandi (bath sponge) sejak lama yang dilakukan oleh Schmidt dan Buccich di laut Mediterania, dan selanjutnya oleh Moore di Florida (Duckworth dan Battershill, 2003a). Metode gantung dilakukan dengan cara mengikat fragmen spons pada tali. Kestabilan posisi spons dibantu oleh keberadaan sistem pelampung. Selama ini fragmentasi spons yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya tidak mempertimbangkan mengenai luka yang terjadi akibat dari fragmentasi tersebut. Kondisi luka pada spons baik luas maupun jumlah merupakan faktor penting yang ikut menentukan kelangsungan hidup dan selanjutnya pertumbuhan spons. Kemampuan beberapa organisme termasuk spons untuk hidup dan tumbuh kembali setelah perlukaan sangat tergantung dari ukuran dan jumlah luka (Chadwick and Loya, 1990 ; Duckworth et al., 2003), luka yang besar dan banyak seringkali menyebabkan fatal bagi spons. Jaringan yang melakukan regenerasi untuk tumbuh membutuhkan energi yang besar di luar energi yang diperlukan untuk melakukan pertumbuhan dan reproduksi yang selanjutnya menurunkan kesegaran spons. Luka yang besar dapat menyebabkan rusaknya sistem saluran spons, menurunkan efisiensi penyerapan nutrien, dan dapat menyebabkan kematian pada beberapa spesies spons.
Collections
- DT - Fisheries [730]
Related items
Showing items related by title, author, creator and subject.
-
Morfologi Dan Biomassa Sel Spons Aaptos aaptos Dan Petrosia sp.
Ismet, Meutia Samira | Soedharma, Dedi | Effendi, Hefni (2011-12)Spons Aaptos dan Petrosia sp. diketahui memiliki kemampuan menghasilkan senyawa bioaktif yang poensial. Sebagai hewan metazoan dengan struktur tubuh yang sederhana, morfologi dan asosiasi yang bentuk oleh spons dengan ... -
Keterkaitan diameter zona hambat pertumbuan bakteri oleh bahan bioaktif spons Aaptos aaptos dan Xestospongia sp. dengan kualitas perairan di Kepulauan Seribu, Jakarta
Setiawan, Fakhizal (2006)Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bioaktivitas antibakteri Xestospongia sp. dan Aaptos aaptos di Pulau Lancang (dekat daratan utama), Pulau Pari (agak jauh dari daratan utama), di Pulau Pramuka (jauh dari daratan ... -
Penapisan senyawa bloaktif spons Aaptos aaptos dan Petrosla sp, dari lokasi vang berbeda
Ismet, Meutia Samira | Soedhama, Dedi | Aktani, Unggul (2007)Spons Aaptos aaptos dan Petrosia sp terkenal akan potensi kandungan senyawa bioaktifnya. Perbedaan habitat spons diperkirakan turut mempengaruhi bioaktivitas spons. Tujuan dan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh ...