Potensi Seduhan Kompos untuk Pengendalian Penyakit Layu Sclerotium (Sclerotium rolfsii Sacc.) pada Tanaman Kedelai
Abstract
Seduhan kompos yang berasal dari kotoran sapi diuji keefektifan penekanan terhadap penyakit layu sclerotium (Sclerotium rolfsii Sacc.) pada tanaman kedelai. Seduhan kompos yang digunakan terdiri atas 4 macam, yaitu (1) seduhan kompos ditambah molase dan diaerasi (SKAM); (2) seduhan kompos tanpa molase dan diaerasi (SKA); (3) seduhan kompos ditambah molase tanpa aerasi (SKM); dan (4) seduhan kompos tanpa molase tanpa diaerasi (SK). Tiap macam seduhan kompos diaplikasikan dalam 6 tingkat enceran termasuk kontrol, dengan air sebagai pengencer, yaitu 100, 75, 50, 25, 12.5% (v/v) dan kontrol (tanpa seduhan kompos). Pengujian dilakukan secara in vitro terhadap pertumbuhan koloni S. rolfsii dengan inokulum sclerotia dan miselium dalam cawan petri menggunakan media PDA dan secara in vivo terhadap daya infeksi S. rolfsii pada tanaman kedelai yang ditanam dalam pot percobaan. Hasil penelitian ini mengungkap bahwa seduhan kompos dapat menghambat S. rolfsii baik secara in vitro pada media PDA, maupun secara in vivo pada tanaman kedelai dalam pengujian pot. Tingkat keefektifan (TE) seduhan kompos bervariasi tergantung macam pengujian yang dilakukan. Hasil pengujian in vitro dengan menggunakan sumber inokulun yang berbeda memberikan pengaruh keefektifan yang berbeda. Penghambatan pertumbuhan koloni dengan inokulum sklerotia lebih efektif dibandingkan dengan inokulum miselium. Demikian pula halnya dengan hasil uji in vitro dibandingkan dengan in vivo, tingkat keefektifan yang cukup tinggi pada hasil uji in vitro tidak secara konsisten diikuti oleh hasil uji secara in vivo, karena hanya 2 macam perlakuan, yaitu SKM 100% dan SK 75% yang tergolong efektif dalam penekanan terjadinya penyakit layu sklerotium pada kedelai, dengan tingkat keefektifan berturut-turut 86,21 dan 89,65 %.
Collections
- UT - Plant Protection [2363]