Pengelolaan Limbah Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Angsana Estate, PT Ladangrumpun Suburabadi, Minamas Plantation Group, Kalimantan Selatan.
Waste Management of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in Angsana Estate PT Ladangrumpun Suburabadi, Minamas Plantation Group, South Kalimantan. (
Abstract
FFB (Fresh Fruit Bunch) process in the oil palm factory in addition yield primary products both of CPO (Crude Palm Oil) and the kernel, also yield by products in the form of solid waste (shells, fibers, and empty fruit bunch/EFB) and liquid waste or commonly known as POME (Palm Oil Mill effluent). Waste materials are potentially be pollutant for the environment (water, soil, dan air). On the other hand it is contain organic matter and nutrients that can be used to improve soil fertility in an effort to increase of plant productivity (from EFB and POME applications). Utilization of waste as a form of waste management is directed to reduce blackened power waste and to increase plant production as well as the application of zero waste concept in an efforts to achieve sustainable agriculture and environment friendly industry. Purpose of this internship are to learn about waste products management of palm oil, to analyze waste product utilization as an organic fertilizer, and to improve the profesional ability both technical and managerial in the management of palm oil plantation. This internship was conducted at Angsana Estate, PT Ladangrumpun Suburabadi, Minamas Plantation Group, South Kalimantan from February to June 2011. Activities that undertaken are include the activities that related to technical and managerial aspects both in the field and in the office, doing observation about the utilization of waste product as an organic fertilizer in the field, and collecting data and informations. The analysis result showed that empty fruit bunch (EFB) application can increase the amount of nutrient on palm oil leaf especially Potassium and increase palm oil productivity. EFB application basically more leads to increased soil fertility and increase water holding capacity in soil and nutrient elements for the better. In particular the EFB application at Angsana Estate has not been made as a substitution for the use of inorganic fertilizers, it just as a supplement only. Liquid waste (POME) is potential as a pollutant to the receipient media (water, soil, and air) so it must be processed to conform to quality standards that are allowed before it is disposed. POME treatment at PT LSI is done by using ponding system. Ponding system were considered effective, it can reduce the BOD values (Biological oxygen Demand) to <1000 mg/L. Basically, the utilization of POME as organic fertilizer preferred to suppress the negative effects that may be incurred if it discharged directly into open water. BOD values that are permitted for land application is <5000 mg/L, while if discharged directly into open water then the value of BOD should be taken down to <100 mg/L. BOD values showed the amount of organic material on POME. POME with low BOD values (<1000 mg/L) mean it poor of organic matter and nutrients for plant so that their impact on growth and crop production. POME application in Angsana Estate provide a positive impact to soil fertility improvement that seen from the soil texture improvements, repair of weight per volume, porosity, and permeability of the soil, improve soil pH and increase cation exchange capacity of the soil. POME application significantly influenced the increase crop produtivity from increase total bunch/hectare/year but has not shown a significant effect to the increase leaf nutrient status. POME application does not provide negative impact of water surface quality. Pengolahan TBS (Tandan Buah Segar) di PKS (Pabrik Kelapa Sawit) selain menghasilkan produk utama berupa CPO (Crude Palm Oil) dan kernel juga menghasilkan by products (hasil samping) berupa limbah padat dalam bentuk cangkang, serabut, dan janjangan kosong (JJK) dan limbah cair atau biasanya dikenal dengan istilah POME (Palm Oil Mill Effluent). Limbah yang dihasilkan berpotensi sebagai bahan pencemar bagi lingkungan (air, tanah, dan udara). Di sisi lain limbah hasil samping pengolahan TBS mengandung bahan organik dan unsur hara yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesuburan tanah dalam upaya peningkatan produktivitas tanaman kelapa sawit (aplikasi JJK dan POME). Pemanfaatan limbah sebagai salah satu bentuk pengelolaan limbah diarahkan untuk mengurangi daya cemar limbah dan peningkatan produksi tanaman sekaligus sebagai upaya penerapan konsep zero waste untuk mewujudkan pertanian yang berkelanjutan serta industri yang ramah lingkungan. Secara khusus kegiatan magang ini bertujuan untuk mempelajari penanganan dan pemanfaatan limbah kelapa sawit sebagai pupuk organik dan secara umum bertujuan untuk meningkatkan kemampuan profesionalitas penulis baik teknis maupun manajerial dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit. Kegiatan magang dilakukan di Angsana Estate, PT Ladangrumpun Suburabadi, Minamas Plantation Group, Kalimantan Selatan mulai bulan Februari hingga Juni 2011. Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan yang berkaitan dengan aspek teknis di lapangan dan aspek manajerial baik di kebun maupun di kantor kebun, melakukan pengamatan mengenai pemanfaatan limbah sebagai pupuk organik di lapangan serta kegiatan pengumpulan data dan informasi. Aplikasi janjangan kosong (JJK) yang dilakukan di Angsana Estate berpengaruh positif terhadap peningkatan ketersediaan unsur hara Kalium pada daun dan memberikan pengaruh yang nyata terhadap peningkatan produtivitas tanaman kelapa sawit meskipun belum konsisten. Aplikasi JJK pada dasarnya lebih mengarah kepada peningkatan kesuburan tanah sehingga kemampuan tanah dalam menahan air dan unsur hara menjadi lebih baik. Secara khusus aplikasi JJK di ASE belum dilakukan sebagai substitusi bagi penggunaan pupuk anorganik, masih sebatas sebagai suplemen saja. Limbah cair (POME) berpotensi sebagai bahan pencemar bagi media penerima (air, tanah, dan udara) sehingga harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang agar sesuai dengan baku mutu yang diijinkan. Pengolahan limbah cair yang dilakukan perusahaan adalah dengan menggunakan sistem kolam. Sistem kolam (ponding system) dinilai efektif karena dapat menurunkan BOD (Biological Oxigen Demand) hingga < 1 000 mg/L. Pada dasarnya pemanfaatan limbah cair sebagai pupuk organik diutamakan untuk menekan dampak negatif yang mungkin ditimbulkan jika dibuang langsung ke perairan bebas. Nilai BOD yang diijinkan untuk aplikasi lahan adalah <5 000 mg/L sedangkan jika dibuang langsung ke perairan bebas maka nilai BOD harus diturunkan hingga <100 mg/L. Nilai BOD meunjukkan banyaknya kandungan bahan organik yang harus dirombah oleh mikroorganisme dalan tiap ton air limbah. Limbah cair dengan nilai BOD tinggi sangat mencemari lingkungan. Limbah cair dengan nilai BOD rendah (<1 000 mg/L) berarti miskin bahan organik dan unsur hara bagi tanaman.sehingga dampaknya terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tidak signifikan. Aplikasi limbah cair sebagai pupuk organik yang dilakukan di Angsana Estate memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan kesuburan tanah terlihat dari perbaikan tekstur tanah, perbaikan bobot per volume, porositas, dan permeabilitas tanah, memperbaiki pH dan meningkatkan KTK tanah. Aplikasi limbah cair berpengaruh nyata terhadap peningkatan produtivitas tanaman terutama terhadap peningkatan perolehan jumlah janjang (JJG/ha/tahun) tetapi belum menunjukkan pengaruh nyata terhadap peningkatan status hara dalam daun. Aplikasi limbah cair tidak berdampak negatif terhadap kualitas air permukaan.