Show simple item record

Knowledge and implementation of early initiation of breastfeeding, exclusive breastfeeding and nutritional status of infants under three years in rural and urban.

dc.contributor.advisorEffendi, Yekti Hartati
dc.contributor.advisorDewi, Mira
dc.contributor.authorNugraheni, Dara Kristanti
dc.date.accessioned2012-02-22T01:15:46Z
dc.date.available2012-02-22T01:15:46Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/53465
dc.description.abstractEarly initiation of breastfeeding is a method in which after the baby is born, he/she is placed over the mother’s abdomen and left to crawl to reach the nipple and finally suck it without assistance. The method provides the benefits to the survival of infants. Early initiation of breastfeeding and exclusive breastfeeding can prevent deaths and reduce the risk of neonatal infectious diseases. The purpose of this research was to study the knowledge of early initiation of breastfeeding mother, the implementation of early initiation of breastfeeding, exclusive breastfeeding, and nutritional status of infants under three years in rural and urban. The study design was retrospective and cross sectional, and took place in Desa Sukajadi and Kelurahan Situgede. The study showed that both the mothers in rural and urban areas have knowledge of early initiation of breastfeeding at a medium level. There were 40% of samples in both rural and urban areas who implement early initiation of breastfeeding and 62,9% samples in both the rural and urban areas practiced exclusive breastfeeding. There is no association between early initiation of breastfeeding knowledge of mothers with implementation of early initiation of breastfeeding and between the implementation of early initiation of breastfeeding with exclusive breastfeeding and between exclusive breastfeeding with nutritional status of infants under three years.en
dc.description.abstractPengetahuan dan pelaksanaan inisiasi menyusui dini (IMD) sangat berperan dalam keberhasilan ASI eksklusif serta pencapaian status gizi yang baik untuk anak. Namun, hingga saat ini masih sedikit ibu yang melaksanakan IMD. Tujuan umum penelitian ini adalah mempelajari pengetahuan dan pelaksanaan inisiasi menyusui dini, pemberian ASI eksklusif serta status gizi batita di perdesaan dan perkotaan. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah 1) Mempelajari karakteristik batita (umur, jenis kelamin, berat saat lahir), ibu (umur, pendidikan dan pekerjaan), dan keluarga (pendapatan dan besar keluarga) 2) mempelajari pengetahuan IMD ibu di perdesaan dan perkotaan, 3) mempelajari pelaksanaan IMD di perdesaan dan perkotaan, 4) mempelajari pemberian ASI di eksklusif perdesaan dan perkotaan, 5) mempelajari status gizi batita di perdesaan dan perkotaan, 6) mempelajari hubungan antara pengetahuan IMD ibu dengan pelaksanaan IMD, 7) mempelajari hubungan antara pelaksanaan IMD dengan pemberian ASI Eksklusif, 8) mempelajari hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi batita. Penelitian ini menggunakan desain retrospektif dan cross sectional study. Penelitian dilakukan di dua lokasi yaitu Desa Sukajadi, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor mewakili daerah perdesaan sedangkan Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor mewakili daerah perkotaan. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive sampling dengan alasan masih banyaknya ibu yang melahirkan tanpa ditolong oleh tenaga medis dan belum ada penelitian yang berkaitan tentang inisiasi menyusui dini. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juli 2011. Contoh dalam penelitian ini adalah batita dan ibunya yang tinggal lokasi terpilh dan tercatat di posyandu. Penentuan posyandu dilakukan secara purposif, sedangkan penentuan contoh berdasarkan pada kriteria yaitu batita tercatat di posyandu, berusia 12-35 bulan, tinggal bersama ibunya dilokasi terpilih, dan bersedia untuk dijadikan contoh. Penarikan contoh dilakukan dengan cara Simple Random Sampling. Dari masing-masing lokasi diambil 31 pasang contoh batita dan ibunya sehingga total contoh yang didapat adalah 62 pasang contoh. Data primer meliputi karakteristik batita (umur, jenis kelamin, dan berat saat lahir), karakteristik ibu (umur, pendidikan, dan pekerjaan), karakteristik keluarga batita (besar keluarga dan pendapatan keluarga), pengetahuan IMD ibu, pelaksanaan IMD, pemberian ASI eksklusif, dan data status gizi batita (berat badan dan tinggi badan). Data sekunder berupa keadaan umum wilayah. Data yang diperoleh dianalisis deskriptif dan inferensia menggunakan Microsoft Excel dan SPSS 16.0 for Windows. Hubungan antara variable dianalisis secara statistik dengan menggunakan Rank Spearman Correlation Test dan uji beda dianalisis dengan Indipendent t-Test dan Mann Withney. Sebagian besar batita berjenis kelamin laki-laki dengan persentase sebesar 59,7%. Sebesar 53,2% batita di kedua lokasi berusia antara 24-35 bulan. Sebesar 96,8% batita di kedua lokasi memiliki berat badan lahir 2500 gram. Sebesar 50% keluarga tergolong kedalam keluarga kecil (≤ 4 orang). Secara keseluruhan keluarga contoh tergolong dalam keluarga tidak miskin dengan rata-rata pendapatan/kapita/bulan sebesar RP 249.598. Sebesar 95,2% umur ibu di kedua lokasi tergolong ke dalam dewasa awal. Sebesar 46,8% ibu di kedua lokasi tergolong tamat SD.Sebagain besar ibu di kedua lokasi merupakan ibu rumah tangga . Sebesar 54,8% ibu memiliki tingkat pengetahuan inisiasi menyusui dini sedang dan 37,1% memiliki tingkat pengetahuan inisiasi menyusui dini tinggi. Hasil uji beda menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan nyata (p>0.05) antara pengetahuan IMD di perdesaan dan perkotaan. Pertanyaan mengenai berat badan minimal bayi lahir sehat, waktu yang tepat untuk melaksanakan IMD serta cara bayi dalam mencari puting susu ibu pada pelaksanaan IMD merupakan pertanyaan yang paling sedikit dapat dijawab dengan benar oleh ibu di kedua lokasi, serta pertanyaan mengenai kelompok bahan pangan protein nabati merupakan pertanyaan yang paling sedikit dapat dijawab dengan benar oleh ibu di perdesaan. Berdasarkan pada data penelitian ini terdapat 40% contoh yang melaksanakan IMD. Hasil uji beda menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan nyata (p>0,05) antara pelaksanaan IMD di perdesaan dan perkotaan. Berdasarkan sejumlah contoh yang diteliti terdapat 14 batita di perkotaan dan 11 batita yang melaksanakan IMD. Respon yang diberikan bayi berbeda-beda antara satu dan lainya. Terdapat 93% batita di perkotaan dan 91% batita di perdesaan yang memberikan respon menendang perut ibu dan terdapat 86% batita di perkotaan dan 91% batita di perdesaan yang memberikan respon meremas daerah puting susu ibu. Sebanyak 62,9% batita di kedua lokasi mendapatkan ASI eksklusif. Sebesar 62,9% contoh di kedua lokasi diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan. Alasan utama ibu memberikan ASI eksklusif adalah karena ASI baik bagi kesehatan (69%). Berdasarkan uji beda tidak terdapat perbedaan nyata (p>0,05) antara pemberian ASI ekslusif di perdesaan dan perkotaan. Sebesar 27,4% ibu yang tidak memberikan kolostrum di kedua daerah. Hasil uji beda menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan nyata (p>0.05) antara pemberian kolostrum di perdesaan dan perkotaan. Alasan utama ibu tidak memberikan kolstrum di kedua lokasi adalah ASI tidak keluar (82%). Sebesar 27,4% batita di kedua lokasi penelitian diberi makanan prelaktal dan jenis makanan prelaktal yang paling banyak diberikan adalah air putih. Sebesar 61,3% batita di perkotaan dan 64,5% batita di perdesaan diberikan susu formula pada usia ≥ 6 bulan.. Berdasarkan indeks BB/U sebesar 96,8% batita di kedua lokasi penelitian memiliki status gizi baik. Hasil uji t menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata (p<0.05). Berdasarkan indeks TB/U rata-rata status gizi batita di kedua lokasi memiliki status gizi normal (64,5%). Hasil uji t menunjukkan tidak terdapat perbedaan nyata (p>0,05).Berdasarkan indeks BB/TB rata-rata batita di kedua lokasi penelitian memiliki status gizi normal (80,6%).Hasil uji t menunjukkan perbedaan nyata antara status gizi di perkotaan dan perdesaan (p<0,05). Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa tidak ada hubungan nyata (p= 0,84; r=0,52) antara pengetahuan IMD dengan praktek pelaksanaan IMD. Tidak terdapat hubungan nyata (p=0,87 ; r=0,50) antara pelaksanaan IMD dengan pemberian ASI eksklusif. Tidak terdapat hubungan yang nyata antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi batita indeks BB/U (p=0,71 ; r=- 0,05); TB/U (p=0,97 ; r=0.004); dan BB/TB (p=0,68 ; r=0,05).
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.subjectknowledge of early initiation of breastfeeding mothersen
dc.subjectimplementation of early initiation of breastfeedingen
dc.subjectexclusive breastfeedingen
dc.subjectnutritional statusen
dc.titlePengetahuan dan Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini, Pemberian ASI Eksklusif serta Status Gizi Batita di Perdesaan dan Perkotaanen
dc.titleKnowledge and implementation of early initiation of breastfeeding, exclusive breastfeeding and nutritional status of infants under three years in rural and urban.


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record