Show simple item record

Morbidity and Nutritional Status of Under Five Children Receiving Supplementary Feeding with Biscuit Substituted with Catfish Flour in Sukalarang and Cibadak Sub-district, District of Sukabumi.

dc.contributor.advisorMarliyati,Sri Anna
dc.contributor.authorPutri, Mayang Galih
dc.date.accessioned2012-01-16T06:16:38Z
dc.date.available2012-01-16T06:16:38Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/52929
dc.description.abstractProtein-Energy Malnutrition (PEM) among under five children is a nutrition problem in Indonesia. The purpose of this research was to study morbidity and nutritional status of under-five children before and after supplementary feeding with biscuit substituted with catfish flour in Sukalarang and Cibadak sub-district, district of Sukabumi. The samples of the study were children within the age range 12-60 months. A quasy experimental study design was implemented. Primary and secondary data were colected in the study. Data was analyzed using Microsoft Exel 2007 for windows and Statistical Program for Social Science (SPSS) 16.0. Primary data includes the characteristics of the sample’s families (families size, parental education, parental employment, and household income); the characteristics of children under-five (age, sex, weight, height, energy consumption, and protein consumption); the characteristic of environment, morbidity, nutritional status, and parenting (feeding and health care pattern). Weight for age (W/A), height for age (H/A) and weight for height (W/H) index were used to measure children under-five nutritional status. The result showed that supplementary feeding with biscuit substituted with catfish flour may increased nutritional status. After intervention, 52,8% children under five were normal (W/A). Based on analiysis showed that there were no corellation between feeding care pattern with nutritional status (r=0,042, p>0,05), and health care pattern with nutritional status (r=0,290, p>0,05). Many factors influenced nutritional status, such as consumption and infection deseases. Samples T Test analysis showed that was a difference on nutritional status (W/A) between after and before intervention (p<0,05). There was no difference of morbidity between after and before intervention (p>0,05).en
dc.description.abstractMasalah gizi kurang merupakan masalah multidimensi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor baik langsung maupun tidak langsung. Gizi kurang terjadi karena defisiensi atau ketidakseimbangan energi (zat gizi). Gizi kurang dapat menurunkan produktivitas kerja sehingga pendapatan menjadi rendah, miskin, dan pangan tidak tersedia cukup. Selain itu gizi kurang mengakibatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit menjadi rendah sehingga rentan terserang penyakit (Suhardjo 2003). Balita merupakan kelompok usia yang rawan terserang penyakit dan kekurangan zat gizi. Kurang Energi Protein (KEP) pada bayi dan anak-anak sering dijumpai di negara - negara yang sedang berkembang. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berupa biskuit yang disubstitusi tepung ikan lele Dumbo (Clarias gariepinus) merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan dalam upaya perbaikan gizi balita. Biskuit yang disubstitusi tepung ikan lele Dumbo (Clarias gariepinus) ini mengandung protein tinggi sehingga dengan adanya pemberian biskuit tersebut diharapkan dapat menambah asupan energi dan protein pada balita KEP. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengkaji tingkat morbiditas dan status gizi balita sebelum dan setelah intervensi Pemberian Makanan Tambahan (PMT) biskuit yang disubstitusi tepung ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) di Kecamatan Sukalarang dan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Adapun tujuan khusus penelitian ini yaitu: (1) Mengetahui karakteristik sosial-ekonomi keluarga balita penerima PMT biskuit yang disubstitusi tepung ikan lele dumbo (Clarias gariepinus); (2) Mengetahui karakteristik kondisi lingkungan daerah tempat tinggal balita penerima PMT biskuit yang disubstitusi tepung ikan lele dumbo (Clarias gariepinus); (3) Mengetahui konsumsi pangan balita penerima PMT biskuit yang disubstitusi tepung ikan lele dumbo (Clarias gariepinus); (4) Mengetahui pola asuh ibu (pola asuh makan dan kesehatan) dan tingkat kepatuhan sasaran penerima PMT biskuit yang disubstitusi tepung ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) terhadap pemberian makanan tambahan; (5) Menganalisis hubungan antara pola pengasuhan ibu dengan status gizi balita penerima PMT biskuit yang disubstitusi tepung ikan lele dumbo (Clarias gariepinus); (6) Menganalisis hubungan antara tingkat morbiditas dengan status gizi balita penerima PMT biskuit yang disubstitusi tepung ikan lele dumbo (Clarias gariepinus); (7) Mengkaji perubahan tingkat morbiditas balita penerima PMT biskuit yang disubstitusi tepung ikan lele dumbo (Clarias gariepinus); (8) Mengkaji perubahan status gizi balita penerima PMT biskuit yang disubstitusi tepung ikan lele dumbo (Clarias gariepinus). Desain penelitian ini menggunakan desain quasy experimental. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret – Juli 2011 yang dilakukan di dua kecamatan yaitu, kecamatan Sukalarang dan kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Penentuan puskesmas Sukalarang (kecamatan Sukalarang) dan puskesmas Sekarwangi (kecamatan Cibadak) sebagai lokasi penelitian dilakukan secara purposive berdasarkan pertimbangan bahwa kedua puskesmas tersebut termasuk puskesmas yang diberi program PMT oleh pemerintah setempat. Contoh dalam penelitian berjumlah 36 balita, dengan rincian 15 balita (kecamatan Sukalarang) dan 22 balita (kecamatan Cibadak). Lebih dari separuh jumlah contoh (75%) adalah balita perempuan. Sebagian besar usia contoh termasuk dalam kategori 12 - 23 bulan (55,6%). Berdasarkan jenjang pendidikan formal, sebagian besar orang tua contoh berpendidikan SD atau sederajat (47,2% ayah dan 52,8% ibu). Sebagian besar ayah contoh bekerja sebagai buruh non tani (41,7%). Sebagian besar ibu contoh (86,1%) adalah tidak bekerja atau hanya berperan sebagai ibu rumah tangga. Lebih dari separuh keluarga contoh tergolong dalam keluarga sedang yang terdiri dari 5-7 orang dengan jumlah persentase sebesar 44,4 %. Sebagian besar (80,6%) pendapatan keluarga contoh berada pada kisaran Rp. 66.680 – Rp. 260.115 perkapita/bulan. Berdasarkan garis kemiskinan yang telah ditetapkan oleh BPS Propinsi Jawa Barat, diketahui sebanyak 64% keluarga contoh termasuk dalam kategori miskin, yaitu pendapatan dibawah Rp. 191.985 perkapita/bulan. Sebagian besar kondisi lingkungan tempat tinggal contoh berada pada kategori sedang (52,8%). Dengan gambaran sebanyak 16,7% responden tidak memiliki WC sendiri di dalam rumah sehingga menumpang di WC tetangga. Lebih dari 50% responden (88,9%) mendapatkan air minum dari sumur tak terlindung/ mata air tak terlindung. Kemudian sumur tak terlindung/mata air tak terlindung juga merupakan sumber air untuk mandi dengan persentase sebesar (94,4%). Rata-rata konsumsi energi dan protein contoh sebelum intervensi berturut-turut sebesar 972 ± 175 Kal dan 24 ± 7 gram. Setelah dilakukan intervensi biskuit, rata-rata konsumsi energi dan protein contoh mengalami peningkatan menjadi 1184 ± 131 Kal (energi) dan 34 ± 6 gram (protein). Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji Paired Samples T Test, menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata Tingkat Kecukupan Energi (TKE) dan Tingkat Kecukupan Protein (TKP) antara sebelum dan setelah intervensi, hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar (p< 0,05). Sebanyak 52,8% responden memiliki pola asuh makan dengan kategori sedang. Lebih dari separuh responden (72,2%) menerapkan pola asuh hidup sehat kategori sedang untuk anak balitanya. Berdasarkan pengamatan tingkat kepatuhan responden dan balita terhadap pemberian makanan tambahan, diketahui bahwa sebanyak 58,3% ibu balita (responden) termasuk dalam kategori patuh. Hasil uji statistik menggunakan uji korelasi rank spearman menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh makan dengan status gizi balita (BB/U) (p>0,05 dan r=0,042). Selain pola asuh makan, berdasarkan uji statistik dengan korelasi rank spearman diketahui juga bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh hidup sehat dengan status gizi balita (BB/U) (p>0,05 dan r=0,290). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat morbiditas dengan status gizi balita (p>0,05). Berdasarkan hasil uji statistik dengan uji Samples Paired T Test, diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata (p>0,05) rata-rata morbiditas contoh antara sebelum dan setelah intervensi. Hasil uji statistik dengan uji Samples Paired T Test juga menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata (p<0,05) ratarata z-skor BB/U (status gizi) contoh antara sebelum dan setelah intervensi. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan status gizi setelah dilakukan intervensi dengan biskuit tinggi protein yang ditunjukkan dengan nilai z-skor yang bertambah.
dc.subjectProtein-Enery Malnutritionen
dc.subjectsupplementary feedingen
dc.subjectnutritional statusen
dc.subjectmorbidityen
dc.subjectbiscuiten
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.titleMorbiditas dan Status Gizi Balita Penerima Makanan Tambahan Biskuit Yang Disubstitusi Tepung Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) di Kecamatan Sukalarang dan Cibadak, Kabupaten Sukabumien
dc.titleMorbidity and Nutritional Status of Under Five Children Receiving Supplementary Feeding with Biscuit Substituted with Catfish Flour in Sukalarang and Cibadak Sub-district, District of Sukabumi.


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record