Show simple item record

dc.contributor.authorLaela, Mursaliena Noor
dc.date.accessioned2011-12-14T01:33:25Z
dc.date.available2011-12-14T01:33:25Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/52444
dc.description.abstractMinyak atsiri yang berpotensi untuk dikembangkan antara lain minyak akar wangi (java vetiver oil). Indonesia merupakan salah satu negara terbesar penghasil minyak akar wangi di dunia. Sentra minyak akar wangi yang paling besar di Indonesia berada di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Sentra industri minyak akar wangi tersebut berada di Kecamatan Samarang, Bayongbong, Cilawu, dan Leles. Selama ini, penelitian tentang pengukuran kinerja rantai pasokan tidak memperhatikanaspek lingkungan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan berdasarkan konsep “green” manajemen rantai pasokan. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menganalisis kondisi rantai pasokan minyak akar wangi di Kabupaten Garut, (2) Merancang pengukuran kinerja rantai pasokan minyak akar wangi di Kabupaten Garut dengan pendekatan Green Supply Chain Operations Reference (GSCOR) menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung, wawancara mendalam, dan pengisian kuesioner. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling, snowball sampling, dan stratified random sampling. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) versi 16.0, Microsoft Excel 2007 dan Expert Choice 2000. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk menggambarkan karakteristik responden dan keadaan umum rantai pasokan minyak akar wangi. Desain pengukuran kinerja berdasarkan model GSCOR dengan pertimbangan pakar-pakar dibentuk dalam struktur hirarki pemilihan indikator kinerja rantai pasokan minyak akar wangi. Sedangkan untuk pemilihan indikator prioritas pengukuran kinerja rantai pasokan diperoleh dari bobot hasil perhitungan menggunakan AHP. Anggota rantai pasokan minyak akar wangi terdiri dari petani akar wangi, pengumpul akar wangi, penyuling akar wangi, pengumpul minyak akar wangi, dan eksportir. Berdasarkan perhitungan AHP untuk proses rantai pasok GSCOR, proses perencanaan memiliki bobot yang paling tinggi yaitu 0,454 dan menjadi prioritas utama. Atribut kinerja yang menjadi prioritas utama adalah variabel responsivitas rantai pasokan dengan bobot 0,241. Indikator kinerja yang menjadi prioritas berdasarkan atribut kinerjanya adalah waktu tunggu pemenuhan pesanan (0,241), pemenuhan pesanan sempurna (0,111), siklus cash to cash (0,101), biaya pokok produksi (0,106), fleksibilitas rantai pasokan (0,111), dan pengolahan limbah padat (0,051).en
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.titleRancangan Pengukuran Kinerja Rantai pasokan Minyak Akar Wangi di Kabupaten Garut dengan Pendekatan Green Supply Chain Operations Referenceen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record