Show simple item record

Partnership Study on the Establishment of Forest Plantation between Perum Perhutani, PT Korea Indonesia Forestry Cooperative and Forest Village Community (Case Study in RPH Kutapohaci, BKPH Teluk Jambe, KPH Purwakarta, West Java and Banten Forest Areas of Perum Perhutani )

dc.contributor.advisorSundawati, Leti
dc.contributor.authorDeniamantari
dc.date.accessioned2011-12-09T03:14:52Z
dc.date.available2011-12-09T03:14:52Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/52295
dc.description.abstractSince 2004, forest areas of Teluk Jambe legitimately turn back to Perum Perhutani after unmanaged for along time, which caused encroachment by the community surrounding the forest areas. Perum Perhutani have the duty to do regreenation and reforestation forest in their work areas. The efforts of reforestation have done with established the forest plantation. Perum Perhutani conduct a partnership with PT KIFC on the establishment, development and management of Mindi (Melia azedarach) and Sengon (Paraserianthes falcataria) forest plantation which have 8 year cutting rotation. Forest village community were participated in this partnership through LMDH (Forest Village Community Organization). This study is objected to understand the system of partnership between Perum Perhutani, PT KIFC and Forest Village Community and analyzed the parnership level. Besides that, this study also studied the economic contribution of establishment of forest plantation, contribution of forestry and non forestry in the farmer’s household income through calculating the balance between household income and expenditures. Data of this study were collected through observation and interviews to some selected farmer’s and informant based on purposive sampling method. Information was also collected through literature review of some secondary data obtained from Perum Perhutani and local goverment offices. A total of 60 farmer’s respondent of Kutanegara and Mulyasejati Village, Ciampel Sub district, The District of Karawang were interviewed in this study. The result of study shows that partnership system on the establishment, development and management of forest plantation between Perum Perhutani, PT KIFC and Forest Village Community in Kutanegara and Mulyasejati Village in RPH Kutapohaci, BKPH Teluk Jambe is Operational Cooperation as known as KSO. In this cooperation Perum Perhutani preparing the land, human research, incidental cost, pay the tax and distribution product. PT KIFC is play as investor, whereas farmer’s is play as labor in planting and plant cultivation activity. Production sharing agreed shall be calculated as 65% for PT KIFC, 26,25% for Perum Perhutani and 8,75% for LMDH. If in the future occur the risk of partnership, then the disadvantages will guaranteed by Perum Perhutani and PT KIFC. Partnership between Perum Perhutani, PT KIFC, MDH Mulyasejati through LMDH Mulyajaya and MDH Kutanegara through LMDH Bukit Alam is considered as Prima Madya partnership category. Contribution of cooperation plant during one last year for respondent which have land cultivation about < 1 Ha only 7,55% for theirs total income. Whereas for respondent which have land cultivation about 1- 3 Ha and > 3 Ha cooperation plant give contribution as big as 18,22% and 50,82% for theirs total income. Income of respondent from tumpang sari or non forestry more high than from cooperation plant. This condition was caused when the studying going on, Mindi and Sengon as cooperation plant are still 2 years olds, so the income received from the wage as labor on planting and cultivating activities.en
dc.description.abstractTahun 2004 kawasan hutan Teluk Jambe resmi diserahkan kembali kepada Perum Perhutani setelah sebelumnya tidak dikelola sehingga menyebabkan banyaknya masyarakat yang masuk kawasan, menggarap lahan maupun bermukim di dalam kawasan hutan. Perum Perhutani berkewajiban untuk menghijaukan dan menghutankan kembali kawasan hutan di wilayah kerjanya tersebut. Upaya penghijauan dilakukan dengan membangun hutan tanaman. Perum Perhutani bekerjasama dengan PT Korea Indonesia Forestry Cooperative (PT KIFC) dalam pembangunan, pengembangan dan pengelolaan hutan tanaman jenis cepat tumbuh, yaitu jenis Mindi (Melia Azedarach) dan Sengon (Paraserianthes falcataria) dengan daur 8 tahun. Dalam kerjasama tersebut Perum Perhutani dan PT KIFC melibatkan masyarakat sekitar hutan yang tergabung dalam kelompok LMDH. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola kerjasama/kemitraan antara Perum Perhutani, PT KIFC dan Masyarakat sekitar hutan serta menganalisis tingkat hubungan kemitraannya. Selain itu penelitian ini juga mengkaji kontribusi pembangunan hutan tanaman, kontibusi sektor kehutanan dan non kehutanan terhadap pendapatan rumah tangga petani melalui perhitungan atas neraca pendapatan dan pengeluaran keluarga petani. Data penelitian dikumpulkan melalui teknik observasi dan wawancara atas contoh responden petani yang dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Disamping itu, dikumpulkan pula informasi tambahan melalui studi pustaka atas sumber-sumber data sekunder dari Perum Perhutani dan instansi pemerintah yang terkait. Responden petani yang diwawancarai dalam penelitian ini berjumlah 60 orang yang berasal dari Desa Mulyasejati dan Desa Kutanegara, Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang. Berdasarkan hasil penelitian diketahui Pola kemitraan pembangunan, pengembangan dan pengelolaan hutan tanaman antara Perum Perhutani, PT KIFC dan Masyarakat Desa Hutan di Desa Mulyasejati dan Desa Kutanegara, RPH Kutapohaci, BKPH Teluk Jambe, KPH Purwakarta adalah pola Kerjasama Operasional (KSO). Dimana Perum Perhutani berperan dalam penyediaan lahan, SDM, biaya yang bersifat insidentil, membayar pajak dan memasarkan hasil. PT KIFC berperan sebagai penyedia modal (investor), sedangkan petani berperan sebagai buruh dalam kegiatan penanaman dan pemeliharaan tanaman. Proporsi bagi hasil produksi disepakati 65% untuk PT KIFC, 26,25% untuk Perum Perhutani dan 8,75% untuk LMDH. Jika terjadi resiko usaha yang menimbulkan kerugian di kemudian hari maka akan ditanggung oleh Perum Perhutani dan PT KIFC. Hubungan kemitraan antara Perum Perhutani, PT KIFC, MDH Desa Mulyasejati melalui LMDH Mulyajaya dan MDH Desa Kutanegara melalui LMDH Bukit Alam termasuk ke dalam kategori Kemitraan Prima Madya. Kontribusi tanaman kerjasama selama satu tahun terakhir bagi responden yang memiliki lahan < 1 Ha hanya 7,55% dari total pendapatan, sedangkan bagi responden dengan luas lahan 1 – 3 Ha dan > 3 Ha tanaman kerjasama memberikan kontribusi masing-masing sebesar 18,22% dan 50,82% dari total pendapatan. Pendapatan responden dari kegiatan tumpang sari maupun dari non kehutanan lebih besar dibandingkan pendapatan dari tanaman kerjasama. Hal ini dikarenakan saat penelitian dilakukan tanaman Mindi dan Sengon yang dikerjasamakan masih berumur 2 tahun dari daur 8 tahun. Sehingga pendapatan yang diperoleh baru berasal dari upah kegiatan penanaman dan pemeliharaan.
dc.subjectPartnershipen
dc.subjectForest Plantationen
dc.subjectIncomeen
dc.subjectContributionen
dc.titleKajian Kemitraan Pembangunan Hutan Tanaman antara Perum Perhutani, PT Korea Indonesia Forestry Cooperative dan Masyarakat Desa Hutan (Studi Kasus di RPH Kutapohaci, BKPH Teluk Jambe, KPH Purwakarta Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten)en
dc.titlePartnership Study on the Establishment of Forest Plantation between Perum Perhutani, PT Korea Indonesia Forestry Cooperative and Forest Village Community (Case Study in RPH Kutapohaci, BKPH Teluk Jambe, KPH Purwakarta, West Java and Banten Forest Areas of Perum Perhutani )


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record