| dc.description.abstract | Penginderaan jauh didefinisikan sebagai ilmu dan seni untuk mengamati dan memperoleh informasi terhadap suatu objek di muka bumi tanpa kontak langsung dengan objek yang dimaksud. Pengamatan objek dilakukan dengan memanfaatkan radiasi gelombang elektromagnetik objek yang bersangkutan. Radiasi diterima oleh sebuah sensor yang terdapat pada sebuah platform yang berupa pesawat udara terbang rendah atau satelit. Hampir sebagian besar kegiatan inventarisasi sumber daya alam dilakukan berdasarkan pengamatan terhadap tingkat kecerahan (brightness value) suatu objek yang bersangkutan. Setiap objek pada masing-masing piksel (unit terkecil yang bisa diamati pada citra) memberikan tingkat kecerahan yang berbeda-beda yang merepresentasikan tingkat energi masing-masing objek (nilai brightness value adalah 0-255). Data berupa tingkat kecerahan suatu tanaman dapat dihubungkan dengan variabel umur tanaman yang bersangkutan yang digambarkan dalam sebuah persamaan regresi. Hubungan tersebut dapat digunakan untuk menyusun model pendugaan umur tanaman melalui citra satelit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan nilai reflektansi terhadap umur Acacia mangium melalui SPOT 5 dan untuk melakukan klasifikasi umur Acacia mangium menggunakan model yang dihasilkan. Data lapangan berupa koordinat Acacia mangium semua umur (1 sampai 10 tahun) diambil di BKPH Parungpanjang KPH Bogor pada bulan Februari-Maret 2004. Sedangkan pengolahan data dilakukan di Laboratorium Remote Sensing Dept. Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Koordinat setiap umur diwakili oleh 30 titik yang dipilih secara acak dengan jarak antar titik maupun dengan penutupan lahan lain ± 20 m. Bahan yang digunakan adalah citra SPOT 5 terkoreksi tahun 2003 daerah Parungpanjang dan Peta Kelas Hutan BKPH Parungpanjang. Sedangkan peralatan yang digunakan adalah GPS Gannin, 1 set PC dengan software yaitu ER Mapper 5.5, Arc View 3.3 ERDAS 8.5 dan Minitab 14. Koordinat yang diperoleh kemudian di-overlay dengan citra daerah penelitian agar diketahui nilai kecerahan (brightness value) koordinat yang bersangkutan. Hubungan antara peubah nilai reflektansi (nilai kecerahan) dengan peubah umur Acacia mangium pada setiap band dan rasio band dihitung dengan analisis regresi. Sedangkan model persamaan yang digunakan adalah regresi linier sederhana dan logaritmik. Model yang diperoleh kemudian digunakan dalam proses klasifikasi citra dengan bantuan ERDAS 8.5. Nilai kecerahan rata-rata seluruh umur Acacia mangium pada setiap band (panjang gelombang) maupun rasio band menunjukkan kecenderungan menurun dengan bertambahnya umur tanaman tersebut. Nilai kecerahan berbeda-beda pada semua panjang gelombang (SPOT memiliki 4 band). Penyerapan daun terhadap band hijau (band 1) lebih rendah dibandingkan band biru maupun merah (band 2), sehingga dedaunan sehat akan terlihat berwarna hijau pada penglihatan manusia. Daun hijau merefleksikan kira-kira 5 % energi pada band merah dan ± 11 % energi pada band hijau. Pada band 3 (Near Infra Red), daun akan merefleksikan energi ± 76 %. Vegetasi hijau sehat umumnya dicirikan dengan tingginya reflektansi dan relatif rendah penyerapannya pada band 3. Band 4 (Middle Infra Red) memiliki kaitan erat dengan kandungan air daun atau kelembaban. Air merupakan bahan penyerap energi band 4 yang bagus, sehingga jika kandungan air pada daun menjadi lebih banyak maka reflektansi pada band 4 akan semakin rendah (Jensen, 2000). Sedangkan hubungan variabel nilai kecerahan dengan variabel umur Acacia mangium digambarkan dalam persamaan regresi linier sederhana dan persamaan logaritmik. Hubungan yang terbaik digambarkan pada persamaan band 3 dengan nilai R2 sebesar ± 55 %. Persamaan band 3 tersebut digunakan dalam klasifikasi citra (persamaan regresi linier sederhana). | en |
