Show simple item record

dc.contributor.authorSitumorang, Irene
dc.date.accessioned2011-07-18T03:03:04Z
dc.date.available2011-07-18T03:03:04Z
dc.date.issued2007
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/48427
dc.description.abstractB.bengalensis adalah merupakan hewan omnivora (pemakan segala), pada umumnya mau mengonsumsi makanan yang berasal dari tumbuhan dan juga berasal dari hewan. Wirok memiliki kemampuan menggali yang sangat baik dan menghuni selokan besar maupun kecil yang ada di habitat permukiman. Keberadaan wirok menimbulkan kerugian antara lain: kerusakan pada saluran pembuangan air atau pipa, terjadinya kontaminasi pada bahan makanan oleh rambut, feses, dan urin. Selain itu, dapat membawa patogen penyebab penyakit yang dapat menular pada manusia dan hewan peliharaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketertarikan wirok terhadap jagung manis yang digunakan sebagai umpan dasar melalui pemerangkapan serta sebagai umpan dasar rodentisida dalam pengendalian wirok yang yang efektif. Metode yang dilakukan yaitu penggunaan jagung manis sebagai umpan dalam perangkap untuk menangkap wirok, dan juga diberikan bersamaan dengan racun yang tepat untuk mematikan wirok. Pengujian pemerangkapan akan diu lang setelah diseiang pengujian pengumpanan. Pemerangkapan dilakukan selama tiga malam berturut- turut. Selain itu, dilakukan pengamatan jumlah wirok yang tertangkap dan tingkat konsumsinya terhadap umpan jagung manis. Pengujian pengumpanan dilakukan pada titik wirok tertangkap dan diberikan tiga jenis pakan yakni: jagung manis yang dicampur seng fosfida, beras, dan brodifakum. Pengamatan pengumpanan meliputi tingkat konsumsi wirok terhadap umpan beracun dan pencarian wirok yang mati untuk dilakukan otopsi mengetahui kerusakan akibat racun. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada pengujian pemerangkapan, wirok tertarik terhadap umpan jagung manis. Hal ini ditunjukkan keberhasilan pemerangkapan dan tingkat konsumsi wirok terhadap umpan pad a tiga lokasi yang tidak berbeda nyata. Demikian halnya pada pengujian pengumpanan, wirok tetap menyukai jagung manis walaupun mengalami perubahan bau dan rasa setelah dilapisi dengan seng fosfida. Hal tersebut ditunjukkan dengan tingkat konsumsi yang tinggi dan berbeda nyata dengan pakan lain. Dari hasil otopsi, kematian wirok disebabkan oleh racun akut, seng fosfida yang dicampur dengan pakan yang disukai yaitu jagung manis. Gejala keracunan yang ditimbulkan adalah pembengkakan lambung dan perubahan warna hijau kehitaman pada usus.en
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titlePemanfaatan Jagung Manis Sebagai Umpan Dasar Pemerangkapan Dan Rodentisida Dalam Pengendalian Wirok (Bandicota bengalensis. Gray & Hardwicke) Di Habitat Permukimanen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record