Show simple item record

dc.contributor.advisorAlikodra, Hadi S.
dc.contributor.advisorSuhardjo, Bambang Hero
dc.contributor.advisorKardono, Priyadi
dc.contributor.authorPratondo, B.J.
dc.date.accessioned2011-07-01T01:45:10Z
dc.date.available2011-07-01T01:45:10Z
dc.date.issued2007
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/46547
dc.description.abstractInfrastruktur data spasial nasional (IDSN) merupakan suatu cara untuk memudahkan pengguna data spasial mengakses data spasial secara konsisten, sesuai dengan kebutuhan. Salah satu aplikasi IDSN di Indonesia adalah untuk informasi tingkat kerentanan kebakaran hutan. Informasi ini digunakan untuk mencegah dan menganalisis terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan Barat. Data primer didapatkan dari hasil wawancara dan pengisian kuesioner dengan pendekatan focus group discussion (FGD) dan participatory rural appraisal (PRA) sedangkan data sekunder dari berbagai instansi terkait berupa data geologi, jenis tanah, kemiringan lereng, status hutan, dan penggunaan lahan. Data dianalisis dengan pendekatan analisis spasial fisik dan sosial ekonomi. Analisis kapasitas institusi mencakup kajian institusi dengan indikator kualitas sumberdaya manusia, sumberdaya keuangan, akses pelayanan, hubungan eksternal dan manajemen praktis serta kelembagaan. Analisis prioritas pengembangan sistem pengendalian kebakaran hutan dan lahan menggunakan penilaian pakar dengan AWOT yakni integrasi antara analisis analytical hierarchy process (AHP) dan analisis strength, weaknesses, opportunities, threats (SWOT). Pemanfaatan IDSN dilakukan dengan mengembangkan lima komponen infrastruktur data spasial nasional yaitu: dataset, jaringan, akses, sumberdaya manusia dan panduan. Dataset kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Sanggau meliputi citra satelit, toponim, pemilikan dan penguasaan lahan, wilayah administrasi, kawasan hutan, klasifikasi tanah, alur air (sungai) dan tubuh air daratan, geologi, iklim, wilayah pengumpulan sensus dan data statistik, penggunaan lahan dan transportasi darat. Nilai kerentanan kebakaran hutan dan lahan adalah tidak rentan (24,64%), kurang rentan (31,10%), agak rentan (22,64%), rentan (11,50%) dan sangat rentan (2,74%). Kajian pembangunan IDSN untuk pengendalian kebakaran hutan dan lahan pada tingkat kabupaten meliputi pencegahan, pemadaman, dan penangan pasca kebakaran hutan dan lahan. Pencegahan dititik beratkan pada peningkatan kesadaran semua pihak berkait dengan kebakaran hutan dan lahan. Pemadaman dititik beratkan pada pendayagunaan sumberdaya manusia dan peralatan yang tersedia untuk melakukan tindakan pemadaman, sedangkan penanganan pasca kebakaran dititik beratkan pada penegakan hukum dan rehabilitasi.id
dc.description.abstractNational Spatial Data Infrastructure (NSDI) is a tool to facilitate in spatial data accessibility. One of NSDI applications is to inform forest fire vulnerability level. The information is used to prevent and analyze forest and land fire occurrence. The research project was conducted in Kabupaten Sanggau, West Kalimantan Province. Primary data was obtained from interview and questioner method by focus group discussion (FGD) and participatory rural appraisal (PRA). Secondary data was collected from various institution such as geology, soil type, slope, forest status and land use. The data was analyzed using physical, social and economical approach. Institutional capacity analysis covers human resource indicator, financial sustainability, service quality, external relation, operational management and regulation. Priority analysis in developing land and fire control system employed expert judgment with AWOT method which is an integreated analysis between analytical hierarchy process (AHP) and strength, weaknesses, opportunities, threats (SWOT). NSDI application was conducted by developing five components of national spatial data infrastructure consisting of dataset, network, accessibility, human resource and guideline. Land and forest fire data set for Kabupaten Sanggau were satellite image, toponim, land tenure, administrative region, forest area, land classification, water stream and water body, geology, climate, census area and statistical data, land use and land transportation. The levels of forest and land fire vulnerability were not vulnerable (24.64%), less vulnerable (31.10%), rather vulnerable (22.64%), vulnerable (11.50%) and very vulnerable (2.74%). The assessment NSDI for controlling forest and land fire in kabupaten level cover prevention, extinguisher, and post fire extinguishing. The prevention was emphasized in increasing the level of awareness on forest and land fire. Fire extinguishing was stressed on human resource and equipment empowerment; however post fire extinguishing was emphasized in law enforcement and rehabilitation.en
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleKajian pembangunan Infrastruktur Data Spasial Nasional (IDSN) untuk pengendalian kebakaran hutan dan lahanen
dc.title.alternativeIPB (Bogor Agricultural University)en
dc.subject.keywordNSDI
dc.subject.keywordForest and land fire
dc.subject.keywordData set
dc.subject.keywordVulnerability
dc.subject.keywordAnalisis kerentananan kebakaran
dc.subject.keywordAnalisis spasial Kabupaten Sanggau


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record