Abon daging kelinci dengan penambahan tulang rawan (telinga kelinci) sebagai bahan makanan berkalsium tinggi serta rendah kolesterol (bunny bone bon)
Date
2010Author
Widyatnoko, Dodhi
Rini, Annisa Oktavia
Safitri, Tantia
Maulana, Bayu
Novitasari, Leli Dwi
Metadata
Show full item recordAbstract
Kelinci merupakan salah satu ternak yang mempunyai potensi besar untuk dikembangbiakan sebagai penyedia daging, karena ternak ini mempunyai kemampuan pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Keunggulan daging kelinci jika dibandingkan dengan jenis daging hewan lainnya antara lain kandungan protein yang tinggi (21%) dengan kadar lemak dan kolesterol yang rendah (8%) sehingga daging kelinci dapat dipromosikan sebagai daging sehat. Tingkat minat masyarakat yang kurang terhadap konsumsi daging kelinci umumnya disebabkan oleh faktor kebiasaan makan (food habit) dan efek psikologis, sehingga perlu dilakukan suatu upaya agar dapat diterima oleh masyarakat, salah satunya adalah pengaplikasian teknologi pengolahan daging. Salah satu produk olahan daging kelinci adalah abon. Produk dengan merk dagang Bunny Bone Bon ini merupakan inovasi pengolahan daging kelinci dengan penambahan tulang rawan telinga kelinci. Secara umum tujuan dari produk ini adalah memanfaatkan bahan pangan yang diolah sebagai produk pangan alternatif yang diminati dan bermanfaat bagi masyarakat, mengenalkan, mempopulerkan, dan mempromosikan produk daging kelinci dengan penambahan tulang rawan sebagai makanan sehat, serta meningkatkan konsumsi daging dan kalsium pada masyarakat. Abon yang diproduksi dibedakan menjadi dua macam rasa, yaitu original flavor dan hot flavor (pedas). Berdasarkan hasil rekapitulasi kuisioner uji organoleptik, konsumen menyatakan suka terhadap seluruh parameter uji (rasa,tekstur, warna, aroma, dan penampakan umum). Hal tersebut memperlihatkan tingginya minat konsumen terhadap produk abon Bunny Bone Bon. Kata Kunci: Abon Bunny Bone Bon, Daging kelinci, Kalsium, Tulang rawan.
Collections
- PKM - Kewirausahaan [439]