View Item 
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Dissertations
      • DT - Animal Science
      • View Item
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Dissertations
      • DT - Animal Science
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      Komponen sterol dalam ekstrak daun katuk (Sauropus androgynus) dan hubungannya dengan sistem reproduksi puyuh

      Thumbnail
      View/Open
      Cover (446.7Kb)
      BAB I (404.2Kb)
      BAB II (513.0Kb)
      BAB III (493.3Kb)
      BAB IV (518.4Kb)
      BAB V (466.7Kb)
      Kesimpulan (359.1Kb)
      Daftar Pustaka (484.8Kb)
      Full Text (851.5Kb)
      Abstract (167.4Kb)
      Date
      2007
      Author
      Subekti, Sri
      Piliang, Wiranda Gentini
      Manalu, Wasmen
      Murdiati, Tri Budhi
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Katuk (Sauropus androgynus L Merr) diketahui mengandung karotenoid, vitamin E, vitamin C, protein, dan komponen sterol. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh fitosterol dari daun katuk pada sistem reproduksi puyuh betina. Seratus lima puluh ekor puyuh betina umur 2 minggu dipelihara sampai berumur 27 minggu, dibagi dalam tiga perlakuan ransum, dengan lima ulangan, dan sepuluh ekor puyuh pada setiap ulangan. Perlakuan ransum terdiri atas 1) ransum kontrol, 2) ransum dengan 9% tepung ekstrak katuk (TEK), 3) ransum dengan 9% tepung daun katuk (TDK). Saluran reproduksi puyuh yang diberi ransum TDK tumbuh lebih cepat (p<0.05) dibandingkan dengan puyuh yang diberi ransum kontrol dan TEK pada umur lima minggu. Bobot badan puyuh yang diberi ransum TDK pada umur 5 minggu juga lebih berat (p<0.05) dibandingkan dengan yang diberi ransum kontrol dan TEK. Puyuh yang diberi ransum TDK mulai bertelur sekitar 5 – 6 hari lebih awal (p<0.05) dibandingkan dengan yang diberi ransum kontrol dan ransum TEK. Kualitas telur yang meliputi bobot telur, bobot putih telur, indeks HU, dan intensitas warna kuning telur pada puyuh yang diberi ransum TEK dan TDK meningkat (p<0.05) dibandingkan dengan yang diberi ransum kontrol. Kolesterol total pada kuning telur, karkas, dan hati puyuh yang diberi ransum TEK dan TDK lebih rendah (p<0.05) dibandingkan dengan yang diberi ransum kontrol, kecuali kolesterol yang terdapat dalam serum. Vitamin A dalam serum dan kuning telur puyuh yang diberi ransum TDK lebih tinggi dibandingkan dengan yang diberi TEK, dan yang diberi TEK lebih tinggi dibandingkan dengan yang diberi ransum kontrol (p<0.05). Konsentrasi tertinggi vitamin E dan vitamin C serum terdapat pada puyuh yang diberi ransum TDK. Vitamin E dan vitamin C serum puyuh yang diberi ransum TEK lebih tinggi dibandingkan dengan serum puyuh yang diberi ransum kontrol. Pemberian ransum TDK dan TEK pada puyuh meningkatkan estradiol serum selama masa pertumbuhan. Fertilitas tertinggi (94.55%) dicapai oleh puyuh yang diberi ransum TDK pada umur 23 minggu, sedangkan daya tetas tertinggi (93.29%) juga dicapai puyuh yang diberi ransum TDK pada umur 24 minggu. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sistem reproduksi puyuh betina bukan hanya ditingkatkan oleh fitosterol daun katuk saja, tetapi juga dipengaruhi oleh kandungan β-karoten, vitamin C, dan α-tokoferol dalam daun katuk.
       
      Katuk (Sauropus androgynus L Merr) is known to contain carotenoids, vitamin E, vitamin C, protein, and sterol compounds. This study was aimed to determine whether phytosterol in Sauropus androgynus (SA) leaf affected the reproductive system of female quails. One hundred and fifty female quails were raised from 2-27 weeks old, divided into thre e treatment diets, with five replicates with 10 quails in each replicate. The treatment diets were: 1) Control group: diet without katuk leaf meal; 2) Diet with 9% SA ethanol extract (SAE); 3) Diet containing 9% SA meal (SAM). The oviduct grew more rapidly (p<0,05) in SAM-fed quails than that of the control group and SAE-fed quails at 5 weeks old. In addition, the body weight of SAM -fed quails were significantly greater (p<0.05) than that of the SAE and the control group at 5 weeks old.
       
      URI
      http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/40882
      Collections
      • DT - Animal Science [361]

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository
        

       

      Browse

      All of IPB RepositoryCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      Login

      Application

      google store

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository