Show simple item record

Design of a comprehensive performance measurement model of marine agroindustry clusters

dc.contributor.advisorEriyatno
dc.contributor.advisorFauzi, anas M.
dc.contributor.advisorMachfud
dc.contributor.advisorSetyowati, Krisnani
dc.contributor.advisorSuwignjo, Patdono
dc.contributor.authorPartiwi, Sri Gunani
dc.date.accessioned2010-10-19T06:38:39Z
dc.date.available2010-10-19T06:38:39Z
dc.date.issued2007
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/40864
dc.description.abstractPeningkatan daya saing klaster agroindustri hasil laut ditentukan oleh bagaimana upaya peningkatan kinerja komprehensif dilakukan. Kinerja komprehensif dapat dikelola secara efektif dan efisien jika didukung adanya model pengukuran kinerja yang optimal. Model pengukuran kinerja dibangun berbasis sistem pakar, di mana elisitasi pendapat pakar dilakukan melalui brainstorming dan pengisian kuesioner pakar. Metode yang digunakan diantaranya adalah fuzzy, Proses Hirarki Analitik (PHA), dan Electre II. Pengembangan model pengukuran kinerja didasarkan pada beberapa model yaitu SMART-2 (Strategic Monitoring and Reporting Technique), Objective Matrix (OMAX), IPMS (Integrated Performance Measurement System) dan Balanced Scorecard. Pengolahan hasil penilaian pakar untuk mendapatkan nilai bobot kriteria dan prioritas Indikator Kinerja Kunci (IKK) dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Expert Choice 2000 dan Electre II. Penentuan IKK dalam model pengukuran kinerja komprehensif didasarkan pada kepentingannya terhadap aspek dan pelaku klaster agroindustri hasil laut. IKK terpilih merupakan tolok ukur kinerja komprehensif yang didisain dalam bangunan sistem penunjang keputusan (SPK) C-PROMEAS dengan bahasa pemrograman berbasis web PHP dan database MySQL yang dapat memberikan informasi kinerja komprehensif dalam bentuk scoring board. Terdapat tiga sub model dalam bangunan SPK yaitu Data Based Management System (DBMS), Model Based Management System (MBMS) dan Knowledge Based Management System (KBMS) serta Dialog Management System (DMS). Dari hasil elisitasi pendapat pakar dan setelah melalui pertimbangan logis maka diperoleh sejumlah 23 Indikator Kinerja Kunci (IKK) yang merepresentasikan kinerja klaster komprehensif, dan untuk efisiensi operasional dilakukan ekstraksi jumlah menjadi 11 IKK yang terdistribusi pada kinerja sosial, kinerja lingkungan, kinerja ekonomi dan kinerja proses bisnis internal. Verifikasi model dilakukan melalui implementasi model pengukuran kinerja komprehensif klaster agroindustri hasil laut pada klaster industri teri nasi dan rumput laut di Jawa Timur. Hasil implementasi menunjukkan bahwa capaian kinerja komprehensif klaster agroindustri hasil laut pada industri teri nasi dan rumput laut secara numerik cukup baik (62.45% ; 58%) yang merupakan agregat dari kinerja sosial (67.4% ; 46.2%), kinerja lingkungan (25% ; 25%), kinerja ekonomi (76.7% ; 82%) dan kinerja proses bisnis internal (66% ; 57.9%). Namun demikian berdasaran aturan tambahan yang ditentukan maka secara kategori nilai capaian kinerja kedua klaster termasuk dalam kategori kurang dikarenakan ada salah satu kinerja parsial yang memiliki nilai 25% yaitu pada aspek lingkungan. Model dialog yang dibangun dalam SPK memberikan fasilitas bagi pengguna sesuai otoritasnya untuk berkomunikasi dengan beberapa alternatif perubahan. Perubahan bisa dilakukan dari sisi prioritas maupun beberapa skenario analisis what-if yang didisain untuk tujuan tertentu diantaranya untuk mengetahui penilaian finansial atas kebijakan tertentu dan juga dampaknya terhadap kinerja komprehensif klaster, sehingga model pengukuran kinerja dapat diimplementasikan secara efektif dan efisien.id
dc.description.abstractThe competitiveness of marine agroindustry clusters depends on how the comprehensive performance improvement programs are conducted. Comprehensive performance could be managed effectively and efficiently if it was supported by an optimal performance measurement model. This study was focused on the development of a comprehehsive performance measurement model of marine agroindustry clusters. The performance measurement model was developed based on the expert system method. Fuzzy and Analytical Hierarchy Process (AHP) were used to evaluate criteria of industrial cluster performance and Electre II was used to determine weight of Performance Indicators. The model was formulated formulated with respect to SMART-2 (Strategic Monitoring and Reporting Techni que), Objective Matrix (OMAX), IPMS (Integrated Performance Measurement System) and Balanced Scorecard.en
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titlePerancangan model pengukuran kinerja komprehensif pada sistem klaster agroindustri hasil lautid
dc.titleDesign of a comprehensive performance measurement model of marine agroindustry clustersen
dc.subject.keywordVerifikasi dan validasi model
dc.subject.keywordAnalisis perbaikan model
dc.subject.keywordScoring board
dc.subject.keywordModel stakeholder
dc.subject.keywordModel berlian porter
dc.subject.keywordDiagram sebab akibat
dc.subject.keywordDiagram input output
dc.subject.keywordEksplorasi kriteria keberhasilan klaster
dc.subject.keywordEksplorasi Indikator Kinerja Kunci (IKK)
dc.subject.keywordProses Hirarki Analitik (PHA)


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record