Show simple item record

dc.contributor.advisorSofyan, Kurnia
dc.contributor.advisorTarumingkeng, Rudy C.
dc.contributor.advisorKusmana, Cecep
dc.contributor.authorPandit, I Ketut Nuridja
dc.date.accessioned2010-10-15T07:35:11Z
dc.date.available2010-10-15T07:35:11Z
dc.date.issued2007
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/40729
dc.description.abstractPara ilmuan dan orang-orang yang berkecimpung dalam teknologi kayu sangat tertarik untuk memahami ultrastruktur dan komposisi lapisan S2 dari dinding sekunder sel-sel kayu untuk waktu yang lama. Dinding sekunder S2 mempunyai proporsi yang besar yang menyusun dinding sel kayu sehingga mempunyai kontribusi penting yang menentukan sifat kekuatan baik untuk kayu solid dan produk-produk dari serat kayu. Kayu reaksi adalah salah satu bentuk cacat pada kayu yang banyak ditemukan pada kayu daun jarum (KDJ), maupun kayu daun lebar (KDL). Kayu reaksi yang terjadi pada KDJ disebut kayu tekan dan bila terjadi pada KDL disebut kayu tarik. Cacat kayu reaksi jumlahnya sangat banyak dan penyebaran cukup luas baik di hutan alam maupun di hutan tanaman. Oleh karena itu perlu mendapat perhatian dari para peneliti kayu untuk dijadikan objek dalam penelitiannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan kajian karakteristik ultrastruktur sel-sel trakeida kayu tekan pada kayu damar (Agathis loranthifolia Salisb.) dan sel-sel serabut kayu tarik pada sengon (Paraserianthes falcataria Nielsen). Beberapa metode penelitian telah dipakai untuk memperoleh hasil dalam penelitian ini. Observasi ultrastruktur dilakukan dengan menggunakan mikroskop payaran dan observasi sifat mikroskopik menggunakan mikroskop cahaya. Hasil penelitian ini menunjukkan hasil bahwa ultrastruktur dinding sel kayu tekan pada damar dicirikan oleh: (1) Penampang melintang sel-sel trakeida bentuknya bulat; (2) Kontak tiga atau empat sel-sel trakeida pada penampang melintang menyebabkan terbentuknya ruang-ruang antar sel; (3) Orientasi mikrofibril dinding sekunder S2 bertambah besar, menjadi sekitar 40o-45o terhadap sumbu panjang sel. Karakteristik ultrastruktur dinding sekunder kayu tarik pada sengon dicirikan oleh: (1) Ultrastruktur dinding sekunder S3 termodifikasi dengan adanya lapisan gelatin (G layer); (2) Panjang sel-sel serabut kayu tarik bertambah pendek; (3) Sudut mikrofibril dinding sekunder sel-sel serabut bertambah besar menjadi sekitar 40o-54o; (4) Terjadi perubahan bentuk mulut noktah berbatas dinding sel-sel pembuluh. Kayu reaksi merupakan cacat kayu yang serius, sehingga perlu ada usaha prefentif untuk menguranginya. Hutan tanaman dari jenis-jenis pohon yang cepat tumbuh, umumnya lebih mudah untuk mengalami cacat kayu reaksi. Dari hasil penemuan yang telah dihasilkan dalam penelitian ini dapat disarankan bahwa: (1) Perlunya untuk melakukan kolaborasi antara ilmuan yang berkecimpung dalam bidang perkayuan dan kaum silvikurturis untuk secara sinergis membangun hutan yang lebih berkualitas untuk masa yang akan datang; (2) Perlu memberi perhatian yang lebih besar pada tegakan hutan tanaman terutama pada masa tegakan yang masih muda.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleUltrastruktur Kayu Reaksi pada Damar (Agathis loranthifolia Salisb.) dan Sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen)id
dc.subject.keywordReaction wood
dc.subject.keywordUltrastructure
dc.subject.keywordTension wood
dc.subject.keywordCompression wood
dc.subject.keywordMicrosfibril engle
dc.subject.keywordIntercellular space
dc.subject.keywordGelatinous layer


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record