dc.description.abstract | Sampai saat ini status subspesies dari burung beo masih belum jelas. Laporan hasil penelitian tentang karakter genetik dan keragamannya masih jarang, khususnya dalam aspek molekuler. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kekerabatan berdasarkan variasi morfologi, variasi aktivitas harian burung beo di penangkaran, variasi gambaran darah dan variabilitas genetik serta jarak genetik dari empat subspesies beo, yang berasal dari Nias, Medan, Kalimantan, Flores serta empat ekor burung beo yang tidak diketahui asal-usulnya. Berdasarkan hasil analisis kelompok utama dengan menggunakan perangkat lunak SPSS pada pengukuran morfometri dengan jarak pengelompokkan 20 diperoleh dendrogram yang menunjukkan adanya empat kelompok besar burung beo yaitu kelompok : a) beo yang tidak diketahui asal usulnya (UK4 dan UK2) b) beo nias (N1, N2, N3, N4, N5, N6, N7, N8) c) beo medan (M1 dan M2) dan d) beo kalimantan (K1, K2, K3), beo Flores (F1 dan F2) dan beo yang tidak diketahui asal usulnya (UK1, UK3). Berdasarkan hasil analisis kelompok utama pada aktivitas harian burung beo di penangkaran dengan menggunakan perangkat lunak SPSS dengan jarak pengelompokkan 20 diperoleh dendrogram yang menunjukkan adanya dua kelompok besar yaitu a) kelompok beo nias, beo medan dan beo flores serta b) beo kalimantan. Hasil analisis kelompok utama berdasarkan ukuran panjang dan lebar sel darah merah dan inti sel darah merah dengan menggunakan SPSS dengan jarak pengelompokkan 20 menunjukkan adanya dua kelompok besar yaitu : a) kelompok beo nias (N1, N2, N3), beo medan (M1), beo kalimantan (K1, K2), dan beo flores (F2) serta b) kelompok beo nias (N4), beo medan (M2), beo kalimantan (K3), beo flores (F1) dan beo yang tidak diketahui asal usulnya (UK1, UK2, UK3, UK4). Berdasarkan gambaran darah secara keseluruhan (eritrosit, kadar hemoglobin, nilai hematokrit dan leukosit) dengan menggunakan SPSS dengan jarak pengelompokkan 20 diperoleh dendrogram yang menunjukkan adanya dua kelompok besar yaitu kelompok a) beo nias, beo kalimantan, beo UK3, dan beo UK2 serta b) beo medan, beo flores dan beo UK1 dan beo UK4. Perunutan DNA hasil PCR dengan menggunakan Primer H417 daerah Domain I D-loop DNA mitokondrion, menghasilkan runutan nukleotida berukuran 400 pb. Hasil perunutan sebagian D-loop mtDNA disejajarkan berganda dengan menggunakan fragmen DNA burung beo yang berasal dari Thailand (Genbank) dengan menggunakan perangkat lunak Program MEGA versi 3. | id |