dc.description.abstract | Kelapa sawit rnerupakan salah satu kornoditi yang rnernpunyai prospek yang cukup cerah di rnasa datang. Hal ini dilihat dari peningkatan luas areal kelapa sawit yang dibarengi dengan peningkatan produksi rninyak kelapa sawit kasar (Crude Palm Oil = CPO). Oleokirnia dasar berupa asarn lernak dan gliserol dapat dihasilkan dengan cara hidrolisis CPO secara terrnik atau enzirnatis. Produksi oleokirnia dasar dunia menunjukkan perturnbuhan yang terus menerus rneningkat dengan rata-raia kenaikan 2,8 persen per tahun, yang berasal dari tallow sekitar 1,5 persen per tahun, sedangkan dari rninyak sawit sekitar 1,3 persen. Hal ini rnerupakan suatu garnbaran bahwa permintaan oleokirnia produk sawit pada rnasa rnendatang cukup cerah (Dja'far dan Loebis, 1991). Teknologi yang ada sekarang untuk rnernproduksi oleokirnia dasar yaitu hidrolisis secara terrnik rnernbutuhkan energi yang tinggi yaitu pada tekanan uap 50 atrn dan suhu 250°C dan investasi peralatan yang rnahal. Proses ini bukan hanya rnernbutuhkan biaya energi yang tinggi, tetapi juga dapat menghasilkan warna dan bau yang tidak diinginkan yang rnana harus dipisahkan dari produk asarn lernak. Masalah ini dapat ditangani dengan cara rnenghidrolisis rninyak secara enzirnatis dengan rnenggunakan lipase sebagai biokatalisator (Wang eta/., 1987). Penelitian ini bertujuan untuk rnenernukan kondisi optimal produksi asarn lernak dan gliserol sebagai oleokirnia dasar hasil hidrolisis CPO oleh enzirn kornersial dari Candida cylindracea pada volume kerja 10 liter. Aspek yang dikaji adalah pengaruh konsentrasi enzirn, jenis irnpeler, penggunaan baffles, kecepatan agitasi, dan pengaruh konsenirasi substrat terhadap hidrolisis CPO serta kinetika reaksi enzirnatis. | id |