Show simple item record

dc.contributor.authorYanto, Budi
dc.date.accessioned2010-07-17T05:49:27Z
dc.date.available2010-07-17T05:49:27Z
dc.date.issued2003
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/33537
dc.description.abstracttabun pengamatan menunjukkan penurunan curah hujan dari nonnal akibal teJjlKUnya E1 Nino dapat mencapai 80 mmlbulan, sOOangkan peningkatan curab bujan akihat La Nina tidak lebih dati 40 nunIbulan. Hal ini menunjukkan bencana akibat El Nino lebuh serius dibanding La Nina. Bahkan meningkatnya curah hujan dari Normal akibat La Nina pada musi:m kemarau berdampak positif yaitu dapa! dimanfaatkan untuk meningkatkan luas tanam. Lebih lanjut menurut Boer, pada tabun La Nina 1998.. Departemen Pertanian telah mel~ kegiatan peningkatan indcks penanaman dati 200 % menjadi 300 % disekitar 150 hektar sawah dan diniIai cukup berbasil . Selain dari curah hujan, kebutuhan "" pertanian, di penuhi melalui irigasi. tetapi jaringan irigasi yang ada. tidak dapat memenuhi kebutuhan air bagi IUeaI pertanian yang ada, kareoa keteroatasan sumberdaya air. Salah sa1u strategi alau cam mengatasi ketelbatasan ~r daYa air yang ada, adaIah deng;m sistcm penjadwalan pengairan, yang di kenai ~ sistem penggolongan air. Penggolongan aU' eli ternpkan berdasarkan luas wilayah pertanian dan kecukupan air pada jaringan irigasi - bersangkutan. Urotan penggolongan air mengikuti penomomn angka romawi (1, U,III, dst). Prioitas pemberian air menurut golongan dimulai dati angka romawi tcrkecil dan seterusnya. Denpn se1ang pemberian air tiap golongan adalah Iimabelas hari. Daerah Indrnmayu merupakan salah satu daemb sentra prndnksi padi di Jawa Barat. sehingga keberadaan Indrnmayuid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleAnalisa luas tanam potensial padi sawah di Indramayu pada kondisi iklim ekstrim dan normalid
dc.typeThesisid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record