Keanekaragaman Kelapa dan Pemanfaatanya

Abstract

Plasma nutfah kelapa (Cocos nucgera) merupakan sumber sifat keturunan untuk merakit dan mengembangkan kultivar kelap unggul. Di Indonesia survai plasma nutfah kelapa telah dimulai sejak tahun 1973 dengan melakukan seleksi blok pada 11 propinsi. Sampai akhir pelita V (1993) Balai Penelitian Kelapa Manado telah mengoleksi kelapa dari berbagai daerah di Indonesia sebanyak 113 kultivar kelapa genjah dan dalam yang ditanam di lima kebun percobaan (KP) yaitu Mapanget 80 m d.p.1. (Sulawesi Utara), Pakuwon 450 m d.p.1. (Jawa Barat), Bone-bone 30 m d.p.1. (Sulawesi Selatan), Makariki (Maluku) 10 m d.p.l., dan Selakau 5 m d.p.1. (Kalimantan Barat). Kebun percobaan Mapanget mulai ditanami kelapa sejak tahun 1927 oleh Tammes (pakar agronomi asal Belanda) dan baru secara intensif sejak tahun 1973 dari berbagai daerah pertanaman kelapa di Indonesia. Karena itu pada tahun 1993 telah terkumpul sebanyak 9 kultivar kelapa genjah dan 31 kultivar kelapa dalam. Kebun percobaan Pakuwon merniliki 11 kultivar kelapa genjah dan 12 kultivar kelapa dalam. Kebun percobaan Bone-bone rnulai ditanami sejak tahun 1982. Kebun ini khusus mengoleksi kelapa tipe dalam terutama dari Indonesia Bagian Timur dan sampai tahun 1990 telah mengoleksi sebanyak 35 kultivar kelapa. Kelapa dari daerah kering seperti Nusa Tenggara Timur juga ditanam di kebun ini. Balai Penelitian Kelapa sejak Pelita V juga mulai mengembangkan penyelamatan kelapa-kelapa lokal yang tersebar di dua kebun percobaan lainnya yaitu dari 7 kultivar dari Makariki dan 8 kultivar dari Selakau.