dc.description.abstract | Model ketersediaan ubi kayu terdiri dari tiga sub model yaitu sub model persediaan, sub model kebutuhan konsumsi, dan sub model kebutuhan industri. Ada lima skenario menurut tujuan model, yaitu (1) skenario tanpa kebijakan (usaha pemeliharaan); (2) skenario dengan pemberdayaan sumberdaya lahan; (3) skenario dengan kebijakan peningkatan produktivitas; (4) skenario kebijakan pemberdayaan lahan dan peningkatan produktivitas; (5) skenario dengan kebijakan peningkatan konsumsi dan peningkatan kebutuhan industri. Hasil analisis menunjukkan bahwa jika terjadi penurunan luas areal tanaman ubi kayu sebesar 2% setiap tahunnya, maka persediaan singkong di Kabupaten Bogor diperkirakan hanya sampai tahun 2008 jika tidak ada usaha pemeliharaan (skenario 1). Usaha pemberdayaan sumberdaya lahan (ekstensifikasi) sebesar 1% per tahun dengan menanam ubi kayu maka akan mampu memenuhi kebutuhan singkong untuk 10 tahun mendatang (skenario 2). Sedangkan melalui upaya peningakatan produktivitas (intensifikasi) sebesar 19 tonlha hanya mampu memenuhi kebutuhan ubi kayu sampai 2011 (skenario 3). Perluasan areal pertanaman seluas 0,5% setiap tahunnya dan peningkatan produktivitas 19 tonlha (skenario 4) akan mampu memenuhi kebutuhan singkong sampai 10 tahun berikutnya. Jika terjadi perubahan tingkat konsumsi ubi kay u sebesar 0,009 tonlkapitaltahun dan perubahan kebutuhan industri sebesar 2,5 tonlunitl hari, maka produksi singkong tidak akan bisa memenuhi kebutuhan selama lebih dari 10 tahun (skenario 5). Untuk mengatasinya dengan perluasan areal 1% per tahun dan peningkatan prduktivis 19 tonlha. Usaha akan mampu memenuhi kebutuhan obi kayu untuk 10 tahun ke depan. | id |