Suburbanisasi Kota Jakarta
Abstract
Pola urbanisasi global hingga saat ini masih mengarah pada dua kecenderungan umum: (1) secara nasional terdapat kecenderungan pemusatan di sedikit lokasi dalam bentuk aglomerasi metropolitan, dan (2) dalam skala wilayah metropolitan, terdapat kecenderungan yang terbalik, yaitu kecenderungan migrasi lapisan masyarakat yang “berpengaruh” (middle dan upper classes) ke wilayah pinggiran untuk menghindari dampak sosial dan lingkungan yang negatif sebagai akibat dari proses aglomerasi aktivitas ekonomi. Selama dua kecenderungan tersebut berlangsung, populasi dan aktivitas di wilayah metropolitan terus tumbuh, walaupun terjadi terjadi penurunan populasi dan aktivitas di lokasi sentral metropolitan. Ketika sebagian orang mulai melirik bahwa perkembangan pemusatan aktivitas ekonomi di masa datang mulai akan beralih ke kota-kota menengah, studi Henderson (1997) mengenai perkembangan kota-kota menengah dan metropolitan di berbagai negara di dunia selama 20 tahun terakhir menunjukkan bahwa pertumbuhan kota-kota berukuran sedang umumnya masih stagnan tapi cenderung semakin terspesialisasi. Kota-kota metropolitan terus tumbuh, sementara itu proses suburbanisasi terus berlangsung dengan pola distribusi yang semakin menyebar (dispersed) secara spasial.