Show simple item record

dc.contributor.authorFausia, Lusi
dc.contributor.authorNasyiah P.
dc.date.accessioned2010-05-21T01:48:16Z
dc.date.available2010-05-21T01:48:16Z
dc.date.issued2005
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/24158
dc.description.abstractDalam pembicaraan budaya pahiarki dewasa ini, krisis ekologis ,sosial dan politik seringkali disebabkan ole11 tidak adanya keadilan, perdamaian dan khususnya penghargaan terhadap salah satu ciptaanNya, yaitu sumberdaya alam. Masyarakat Barat yang bercirikan tampilnya kekuasaan maskulin dalam kehidupan, yang ditunjukkan dengan teknologi dan kebijakan yang sulit menerima interupsi dan kritik. Asumsi yang beke rja pada budaya pahiakhal adalah : 1) identifikasi perempuan dengan fisik dan alam; 2) identifikasi laki-laki dengan intelektual ; 3) asumsi dualistik pada inferioritas fisik dan superioritas mental (Darmawati, 2002). Rasionalitas juga membawa pada pengurangan rasa hormat pada alam; menyebabkan pemisahan yang mendalam antara jiwa (rasio) dan badan. Perempuan kemudian diasosiasikan dengan kedekatan hubungan mereka dengan alam, maka ini menjadi sebuah pembangunan yang tidak positif. Sebab ketika alam dan kebudayaan dipasangkan dalam dualisme rasional, alam dilekatkan dengan nilai budaya pada kutub negatif. Alam dipandang sebagai sesuatu yang dipakai, didominasi dan dikontrol manusia.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleGender dalam Kawasan DAS Citanduy : Kajian Aktivitas Reproduktif dan Produktif Perempuan dalam Sumberdaya Alamid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record