Gender dalam Kawasan DAS Citanduy : Kajian Aktivitas Reproduktif dan Produktif Perempuan dalam Sumberdaya Alam
Abstract
Dalam pembicaraan budaya pahiarki dewasa ini, krisis ekologis ,sosial dan politik seringkali disebabkan ole11 tidak adanya keadilan, perdamaian dan khususnya penghargaan terhadap salah satu ciptaanNya, yaitu sumberdaya alam. Masyarakat Barat yang bercirikan tampilnya kekuasaan maskulin dalam kehidupan, yang ditunjukkan dengan teknologi dan kebijakan yang sulit menerima interupsi dan kritik. Asumsi yang beke rja pada budaya pahiakhal adalah : 1) identifikasi perempuan dengan fisik dan alam; 2) identifikasi laki-laki dengan intelektual ; 3) asumsi dualistik pada inferioritas fisik dan superioritas mental (Darmawati, 2002). Rasionalitas juga membawa pada pengurangan rasa hormat pada alam; menyebabkan pemisahan yang mendalam antara jiwa (rasio) dan badan. Perempuan kemudian diasosiasikan dengan kedekatan hubungan mereka dengan alam, maka ini menjadi sebuah pembangunan yang tidak positif. Sebab ketika alam dan kebudayaan dipasangkan dalam dualisme rasional, alam dilekatkan dengan nilai budaya pada kutub negatif. Alam dipandang sebagai sesuatu yang dipakai, didominasi dan dikontrol manusia.