Upaya Pemanfaatan Ekstrak Tanaman Untuk Mengendalikan Hama Brokoli
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi keefektifan ekstrak air biji mimba (Azadirachta indica), biji srikaya (Annona squamosa), ekstrak campuran biji mimbasrikaya 1:1 dan 2:1 (berdasarkan volume) terhadap hama-hama brokoli di rumah kawat dan pengaruhnya terhadap populasi musuh alami, serta menguji pengaruh ekstrak metanol dan diklorometana daun dan bunga kenikir (Cosmos caudatus) terhadap aktivitas makan dan aktivitas peletakan telur Crocidolomia binotalis Zeller (Lepidoptera: Pyralidae) di laboratorium. Untuk percobaan di rumah kawat, sebagai perlakuan adalah ekstrak biji mimba konsentrasi 15 gil, ekstrak biji srikaya konsentrasi 25 gIl, ekstrak campuran biji mimba-srikaya 1:1 dan 2:1 (berdasarkan volume) serta formulasi mimba NeemAzalTIS (bahan aktif azadirachtin, 1 %) konsentrasi 2 gIl, Oicarzol 25 SP (bahan aktif formetanat, 25%) konsentrasi 2 gIl dan kontrol (hanya pelarut yang mengandung pengemulsi) digunakan sebagai pembanding. Biji mimba dan biji srikaya diblender secara terpisah dengan air yang mengandung pengemuisi Latron 77 L (bah an aktif alkil gliserol ftalat, 77%) konsentrasi 2 mill untuk mendapatkan ekstrak mimba, ekstrak srikaya, dan ekstrak campuran. Ekstrak disemprotkan ke tanaman brokoli yang ditanam pad a kantung plastik hitam di rumah kawat HPT-IPB mulai 11 minggu setelah tanam (mst) selama satu bulan dengan selang 1 minggu. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan bujursangkar latin dengan 7 perlakuan dan 7 ulangan. Peubah yang diamati adalah jenis dan populasi hama dan musuh alami. Pengamatan dilakukan sebanyak 7 kali berselang waktu satu minggu. Data diolah dengan sidik ragam menggunakan program SAS versi 6.04 dan pembandingan nilai tengah antar perlakuan dilakukan dengan uji Duncan. Untuk percobaan di laboratorium, daun dan bunga kenikir diblender secara terpisah dalam metanol atau diklorometana. Pada pengujian terhadap aktivitas makan, ekstrak metanol daun dan bunga serla ekstrak diklorometana daun konsentrasi 0,25% dan 0,5% (w/v) dioleskan pada daun berdiameter 3 cm sebanyak 25 fll pad a kedua sisinya. Empat helai daun beperlakuan diletakkan dalam cawan petri beralas tisu lembab dan selanjutnya 15 larva C. binolalis instar II dimasukkan ke cawan petri tersebut. Dua hari setelah per!akuan, daun diganti dengan daun tanpa perlakuan. Banyaknya daun perlakuan dan kontrol yang dimakan diamati secara visual dan lama perkembangan larva yang berlahan hidup hingga instar IV dicatat. Pada pengujian penganJh ekstrak kenikir terhadap aktivitas peletakan telur, ekstrak dilarutkan dalam metanol (10%) atau aseton (10%) ditambahi Latron 77 L 2 mill kemudian diencerkan dengan air suling. Ekstrak disemprotkan ke bibit brokoli (memiliki 8-12 daun) dalam pot, selanjutnya bibit dimasukkan ke dalam kurungan kasa dengan posisi tanaman beperlakuan dan tanaman kontrol diletakkan berselang- seling. Sebanyak lima pasang imago C. binola/is yang berumur 5 hari dimasukkan ke dalam kurungan selama 4 hari. Jumlah telur yang diletakkan pada tanaman beperlakuan dan kontrol dihitung. Pembandingan nilai tengah antar perlakuan dilakukan dengan uji t berpasangan. Pada percobaan di rumah kawat, hama yang ditemukan adalah ulat C. binola/ is, P/ulella xy/oslella (L.) (Lepidoptera: Yponomeutidae), Oasychira inc/usa (Wlk.) (Lepidoptera: Lymantriidae), Mysus persicae (Sulz.) (Homoptera: Aphididae) dan Liriomyza huidobrensis (Blanchard) (Diptera: Agromyzidae), sedangkan musuh alami yang ditemukan adalah Menochi/us sexmacu/alus (Fabricius) (Coleoptera: Coccinellidae) dan larva Syrphidae. Semua ekstrak mampu menekan populasi hama dan relatif tidak berpengaruh negatif terhadap aktivitas musuh alami kutudaun. Penekanan populasi hama dengan perlakuan ekstrak tanaman uji tidak berbeda nyata dengan perlakuan NeemAzal-T/S dan Dicarzol25 SP. Pada percobaan di laboratorium, ekstrak kenikir konsentrasi 0,25% dan 0,5% tidak berpengaruh terhadap aktivitas makan dan lama perkembangan larva, tetapi berpengaruh terhadap aktivitas peletakan telur. Indeks repelensi pad a semua ekstrak konsentrasi 0,25% berkisar antara 0,7-0,8 sedangkan pad a konsentrasi 0,5% berkisar antara 0,8-1,0. Cara ekstraksi sederhana menggunakan pelarut air memungkinkan ekstrak tersebut dapat diterapkan di tingkat petani, terutama di daerah-daerah tempat tumbuh tanaman ini, sehingga dampak negatif dari penggunaan insektisida sintetik dapat dikurangi.