Show simple item record

dc.contributor.authorMuklasin
dc.date.accessioned2010-05-17T03:11:29Z
dc.date.available2010-05-17T03:11:29Z
dc.date.issued1999
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/22271
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi formulasi fermentasi cair dengan zeolit (F&Z) dan formulasi corn meal sand (CMS) G. fimbriatum dan T. viride dalam menekan pythium sp. Agens antagonis yang digunakan dalam pen, elitian ini adalah G. fimbria tum dan T. viride koleksi Meity Suradji Sinaga. Perbanyakan agens antagonis dilakukan dengan menggunakan metode fermentasi cair (modifikasi dari metode Papavizas, at al., 1984), dengan molase sebagai sumber karbohidrat utama bagi pertumbuhan mikroorganisme. Pertumbuhan biakan agens antagonis pada media fermentasi diinkubasikan selama 5 hari dengan diguncang pada "shaker automatic" selama 5 jam/hari. Selama proses pengguncangan berlangsung, udara dialirkan dari aerator (pemompa udara) ke dalam medium fermentasi melalui pipa kecil. Hasil fermentasi diinkubasi lanjut selama 5 hari pada suhu ruang tanpa diguncang. Kemudian hasil biakan agens antagonis pada media fermentasi dicampur dengan zeolit steril sebanyak 200 g, kemudian dikeringkan dalam {)ven pada suhu 40-'60°C hingga kering. Gliocladium fimbriatum dalam formulasi CMS, dilakukan dengan membiakkan agens antagonis ini pada media corn meal sand yang telah disterilkan. Evaluasi potensi antagonisme agens antagonis uji terhadap pythium sp. dilakukan dengan metode biakan ganda. Sebelumnya pythium sp. diisolasi dari rizosfir tomat yang terserang rebah kecambah dengan metode trapping, dan dimurnikan pada PDA, kemudian dibiakkan secara massal pada media com meal sand. Perbanyakan dengan metode fermentasi cair ternyata berhasil, baik bagi G. fimbriatum maupun T. viride. Kemunculan konidia agens antagonis mulai terlihat pada hari ke tiga setelah inokulasi, dan terus bertambah setiap harinya. Pada saat fermentasi diinkubasikan selama empat hari, terlihat pertumbuhan konidia telah memenuhi seluruh permukaan substrat fermentasi. Kemunculan konidia hanya terjadi pada substrat yang berhubungan langsung dengan udara. Kondisi seperti , ini terjadi pad a setiap ulangan, baik pada perlakuan G. fimbriatum maupun T. viride. Penghitungan konidia agens antagonis dalam formulasi F&Z tidak dapat dHakukan, karena tidak ada konidia baik G. fimbriatum maupun T. viride yang tumbuh. Kematian kedua agens antagonis tersebut mung kin disebabkan oleh suhu pengeringan dalam oven terlalu tinggi, yaitu 40-60 °C. Pertumbuhan pythium sp. pada medium com meal sand sangat baik, pada 4 hsi permukaan media tumbuh telah tertutupi oleh miselium yang berwarna putih bersih seperti kapas. Secara kebetulan, pad a 4 hSi, cendawan kontaminan mulai terlihat dan muncul dari bag ian tengah media dengan membentuk sp~ra yang berwarna hijau. Konidia cendawan kontaminan terus bertambah banyak, melebar ke segal a arah, sehingga menyebabkan kematian pad a koloni pythium sp. Dari hasH identifikasi sederhana, diketahui bahwa cendawan kontaminan tersebut ada!ah G/iocladium sp. Pertumbuhan G/iocladium sp. pada formulasi CMS cukup baik. Dari hasH penghitungan konsentrasi konidia pada hari ke tujuh sejak kehadirannya, tercatat jumlah konidia rata-rata 21.3 x 106 cfu/g media. Hasil uji invitro menunjukkan bahwa Gliocladium sp. pad a formulasi CMS bersifat antagonis terhadap pythium sp. Biakan Pythium sp. Jadi mengempis dan menipis pada 5 hsi. Terlihat pula adanya zona degradasi pad a koloni Pylhium sp. Hal ini mung kin tejadi akibat adanya senyawa metabolit, seperti gliotoksin dan viridin yang dikeluarkan oleh Gliocladium sp. Formulasi F&Z dan eMS merupakan formula agens antagonis Gliocladium sp. dan Trichoderma sp. yang potensial untuk dikomersialkan.id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)
dc.titleFormulasi Gliocladium fimbriatum dan Trichoderma viride Serta Potensinya Terhadap pythium spid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record