Show simple item record

dc.contributor.authorPandiwijaya, Arga
dc.contributor.authorSusantyo, Junef Murti
dc.contributor.authorGita Oktarina Eka P.
dc.contributor.authorGitta, Anindya
dc.date.accessioned2010-05-12T02:48:54Z
dc.date.available2010-05-12T02:48:54Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/19839
dc.description.abstractTaman Nasional Bukit Baka Bukit Raya merupakan jantung bagi keberlangsungan hidup Suku Dayak Kaburai. Kelimpahan tumbuhan obat yang tersedia di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya memiliki manfaat yang besar jika diolah secara seimbang. Salah satu manfaatnya adalah etnofitomedika oleh Suku Dayak Kaburai dengan tetap melakukan upaya konservasi. Upaya konservasi sangat diperlukan agar keberadaan hutan tetap terjaga, sehingga hutan dapat menjalankan fungsinya dengan maksimal. Namun sering kali kegiatan konservasi tidak berjalan lancar karena masyarakat yang diharapkan dapat ikut melaksanakan kegiatan konservasi justru menjadi penyebab utama kerusakan hutan. Hal ini disebabkan karena masyarakat Suku Dayak Kaburai tidak merasakan manfaat yang dapat diperoleh dari keberadaan hutan sehingga mereka tidak merasa memiliki hutan tersebut. Oleh karena itu diperlukan upayaupaya konservasi dengan melibatkan penduduk sekitar untuk menumbuhkan rasa peduli masyarakat terhadap hutan. Metode yang digunakan dalam pengambilan data adalah wawancara kepada tokoh masyarakat dan masyarakat biasa. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif, kualitatif dan tabulasi. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa ditemukan tumbuhan obat sebanyak 56 jenis. Banyaknya tumbuhan yang digunakan sebagai tumbuhan obat menggambarkan bahwa masyarakat setempat sangat tergantung terhadap keberadaan hutan, hal ini juga diperkuat dengan hasil wawancara yang menyatakan bahwa 90% penduduk sekitar menggunakan tanaman obat. Untuk penyakit asma, Suku Dayak Kaburai tidak menggunakan obat-obatan modern tapi mereka menggunakan akar kuning dan akar kalabibit dengan cara dicincang kemudian direbus dan diminum airnya. Bagian tumbuhan obat yang paling banyak dimanfaatkan oleh Suku Dayak Kaburai adalah bagian daun. Daun-daunan ini digunakan untuk penyakit yang ringan seperti panu sampai penyakit yang cukup parah seperti malaria dan penyakit jantung. Ketergantungan terhadap tumbuhan obat secara tidak langsung sudah menumbuhkan rasa memiliki di dalam diri masyarakat sekitar. Hal ini menyebabkan Suku Dayak Kaburai menjaga keberadaan hutan. Tidak jarang pula mereka berkeliling untuk memantau keadaan hutan dan memastikan hutan mereka tidak rusak. Untuk menjaga kelestarian tumbuhan yang mereka manfaatkan, mereka melakukan upaya penanaman kembali. Dengan adanya upaya konservasi yang dilakukan Suku Dayak Kaburai maka keseimbangan ekosistem di dalam Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya akan terus terjaga.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleKajian Etnofitomedika Suku Dayak Kaburai Sebagai Upaya Konservasi di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya Kalimantan Barat dan Tengahid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record