Show simple item record

dc.contributor.advisorNurilmala, Mala
dc.contributor.advisorIsnaini, Cahyuning
dc.contributor.authorAINI, ZALFA QURRATU
dc.date.accessioned2025-12-25T14:01:27Z
dc.date.available2025-12-25T14:01:27Z
dc.date.issued2025
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/171856
dc.description.abstractKonsumsi produk seafood di Indonesia terus mengalami peningkatan. Hal tersebut beriringan dengan asumsi terkait peningkatan potensi penyakit hiperkolesterol dalam tubuh yang diakibatkan oleh konsumsi seafood yang berlebihan. Penelitian ini menganalisis steroid, kolesterol total, HDL, tekstur, protein, dan bobot molekul pada ikan kerapu (Epinephelus areolatus), cumi-cumi (Loligo sp.), udang (Litopenaeus vannamei), dan kerang tahu (Meretrix meretrix) dalam kondisi tanpa pemasakan dan setelah pengukusan. Metode maserasi digunakan untuk mengekstraksi steroid, sementara metode Bligh dan Dyer digunakan untuk mengekstraksi sterol. Hasil menunjukkan kadar steroid tertinggi pada kerang tahu (21,38±0,82 mg/g), serta kolesterol total tertinggi pada udang vaname tanpa pemasakan (153,54 mg/100 g) yang menurun setelah pengukusan. Nilai HDL tertinggi terdapat pada udang (76,99 mg/dL) namun menurun setelah pengukusan. Konsentrasi protein menurun setelah dilakukan pengukusan dengan nilai tertinggi yaitu pada udang vaname tanpa pemasakan sebesar 68,68 mg/dL. Perubahan profil bobot molekul protein setelah pengukusan menunjukkan terjadinya denaturasi. Secara keseluruhan, pengukusan memengaruhi tekstur serta menurunkan kadar kolesterol, HDL, dan protein.
dc.description.sponsorship
dc.language.isoid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleKarakteristik Kimia dan Fisik Ikan Kerapu, Cumi-cumi, Udang Vaname, dan Kerang Tahuid
dc.title.alternative
dc.typeSkripsi
dc.subject.keywordcholesterolid
dc.subject.keywordHDLid
dc.subject.keywordproteinid
dc.subject.keywordspeciesid
dc.subject.keywordsteroidid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record