| dc.description.abstract | Perjanjian Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) dibentuk atas dasar inisiasi Indonesia hingga pada KTT ASEAN ke-37 di Hanoi, Vietnam secara resmi ditandatangani oleh 15 negara anggota. RCEP diharapkan mampu memberikan kesempatan untuk negara anggota agar saling mendukung perdagangan satu dengan yang lainnya melalui hubungan kerjasama yang diintegrasi melalui komunikasi regional. Keberadaan RCEP akan menguntungkan Indonesia dalam ekspor olahan kakao karena bahan baku sebagian besar berasal dalam negeri. Melalui pemberlakuan peraturan Rules of Origin (ROO) yang memberikan hak kepada negara anggota untuk bisa mengaplikasikan perdagangan bebas melalui skema RCEP harus memenuhi peraturan dasar bahan baku untuk produk antara ataupun produk jadi.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat diversifikasi ekspor olahan kakao Indonesia di negara RCEP dan non RCEP serta menganalisis dampak RCEP terhadap kinerja ekspor olahan kakao Indonesia. Kakao olahan di pasar internasional meliputi pasta kakao (HS1803); lemak, mentega dan minyak kakao (HS1804); bubuk kakao (HS1805); dan produk cokelat (HS1806). Sebanyak 25 negara yang menjadi importir utama untuk olahan kakao Indonesia, sementara 10 diantaranya yakni negara yang tergabung dalam RCEP. Faktor-faktor yang memengaruhi kinerja ekspor selain perjanjian perdagangan dalam penelitian ini RCEP yakni variabel nilai tukar, GDP, non tarif dan harga masing-masing komoditas olahan kakao. Strategi estimasi dan model penelitian menggunakan Herfindahl-Hirschman Index (HHI) untuk melihat diversifikasi dan pendekatan Difference in Difference (DiD) untuk menganalisis dampak RCEP. Data yang digunakan yakni data panel berbentuk kuartal dari 2018-2024. Data yang digunakan bersumber dari Trade Map, Market Access Map (MacMap) dan International Monetary Fund (IMF).
Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa diversifikasi di negara anggota RCEP memiliki rata-rata 5.227 sebelum pemberlakuan RCEP dan 5.048 setelah pemberlakuan RCEP, sedangkan pada negara non RCEP memiliki rata-rata 7.455 sebelum RCEP diberlakukan dan 7.196 setelah pemberlakuan. Tingkat diverisfikasi negara anggota RCEP cenderung lebih tinggi daripada negara anggota non RCEP baik sebelum maupun sesudah pemberlakuan perjanjian. Hasil tujuan penelitian kedua menunjukkan bahwa RCEP setelah pemberlakuan di negara anggota berdampak terhadap peningkatan total volume dan total nilai ekspor, akan tetapi tidak berdampak terhadap diversifikasi. Kondisi ini dipengaruhi oleh komunikasi negara anggota dan kecendrungan keputusan ekspor Indonesia dalam memberdayakan perjanjian RCEP sebagai media dalam pengurangan hambatan perdagangan internasional. Variabel harga komoditas masing-masing kakao olahan terdapat yang berpengaruh positif dan negatif terjadi akibat hubungan subtitusi antar kakao olahan.
Estimasi hasil penelitian untuk masing-masing volume kakao olahan menunjukkan hasil yang berbeda. Model penelitian untuk volume pasta kakao tidak signifikan. RCEP justru berdampak terhadap peningkatan volume lemak, mentega dan minyak kakao, sedangkan variabel waktu dan nilai tukar menurunkan volume lemak, mentega dan minyak kakao. RCEP tidak berdampak terhadap volume bubuk kakao dan hanya dipengaruhi oleh non tarif, harga pasta, bubuk kakao, dan produk cokelat. Terakhir untuk produk cokleat telah signifikan terhadap model penelitian, namun variabel-variabel yang digunakan pada model penelitian tidak ada yang memengaruhi volume produk cokelat.
Saran dan implikasi dari penelitian ini adalah optimalisasi perjanjian RCEP bisa dilakukan dengan peningkatan ekspor produk kakao olahan lemak kakao dan bubuk kakao. Komoditas ini memiliki potensi yang besar untuk terus dikembangkan pemerintah bahkan ketika harga internasional naik, justru mengalami keselaran kenaikan dari segi volume total dan nilai total ekspor kakao olahan. Kebijakan pemerintah diperlukan untuk mengawasi risiko pasar dan juga menjadikan kedua komoditas ini sebagai komoditas prioritas dan harus tetap menjaga kebutuhan dalam negeri untuk pengembangan industri produk cokelat. | |