| dc.description.abstract | Pemanfaatan panas bumi Indonesia tertinggal jauh dari potensi yang dimiliki karena tingginya risiko pada tahap eksplorasi, mulai dari ketidakpastian sumber daya, biaya pengeboran yang sangat mahal, hingga tantangan geologi dan sosial. Kondisi ini membuat investor enggan berpartisipasi dan menghambat percepatan transisi energi nasional. Sementara itu, mekanisme pendanaan dan manajemen risiko yang ada belum mampu memberikan perlindungan memadai bagi pengembang, sehingga pipeline proyek berkembang lambat. Transformasi melalui kerangka Geothermal Resource Risk Management (GREM) menawarkan peluang untuk menurunkan risiko teknis dan finansial sekaligus memperbaiki tata kelola eksplorasi. Namun, pendekatan ini perlu diperluas agar mencakup mitigasi risiko sosial, terutama terkait konflik masyarakat dan akses lahan yang sering menjadi penyebab utama keterlambatan proyek. Policy brief ini menegaskan bahwa penguatan manajemen risiko eksplorasi sangat penting untuk meningkatkan investasi, mempercepat pengembangan proyek, dan memastikan pemanfaatan panas bumi yang berkelanjutan. | id |