Show simple item record

dc.contributor.authorSapanli, Kastana
dc.contributor.authorNurul Faizah
dc.contributor.authorRadja Raoul Ibraheim Putra Resa
dc.contributor.authorFaidzul Anwar Zumar Widodo
dc.contributor.authorRio Oktadinata Ramadhani
dc.contributor.authorArletha Laksmi Riyadi
dc.contributor.authorAmalia Safitri
dc.date.accessioned2025-12-15T00:41:47Z
dc.date.available2025-12-15T00:41:47Z
dc.date.issued2025
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/171701
dc.description.abstractTransisi global energi fosil menuju energi listrik menciptakan paradoks dalam upaya mengurangi emisi karbon yang justru memperparah degradasi lingkungan dan ketidakadilan sosial di negara produsen baterai seperti Indonesia. Sebagai produsen nikel terbesar dunia dengan pangsa 53,1% pasokan global, Indonesia menjadi tulang punggung industri baterai kendaraan listrik, namun menghadapi konsekuensi serius dari ekstraksi nikel yang masif. Aktivitas pertambangan telah menyebabkan deforestasi luas, pencemaran air, kerusakan ekosistem pesisir, serta konflik lahan dengan masyarakat adat. Kebijakan hilirisasi nikel menciptakan dilema antara pertumbuhan ekonomi jangka pendek dan keberlanjutan lingkungan jangka panjang. Policy brief ini merekomendasikan tiga strategi utama: penguatan standar lingkungan dalam operasi pertambangan, optimalisasi insentif fiskal untuk transisi energi di kawasan industri nikel, serta peningkatan sinergi kebijakan antar sektor untuk memastikan mobilitas listrik benar-benar berkelanjutan dan berkeadilan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherDepartemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan (ESL), FEM-IPB Universityid
dc.titleMenyoroti Ketergantungan Mobilitas Listrik pada Industri Ekstraktif Nikel Indonesiaid
dc.typeArticleid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record