VARIABILITAS SESAR ARUS DAN PERCAMPURAN TURBULEN DI LAUT HALMAHERA
Date
2025Author
Aprilia, Jesikha Dwi
Naulita, Yuli
Nurjaya, I Wayan
Purwandana, Adi
Metadata
Show full item recordAbstract
Halmahera merupakan jalur arus lintas indonesia yang menjadi penghubung antara Samudra Pasifik menuju Samudera Hindia, memiliki topografi kompleks serta stratifikasi kuat, berpotensi tinggi dalam pembangkitan gelombang internal dan proses percampuran vertikal. Dinamika fenomena ini berperan penting dalam transfer energi dan momentum di kolom perairan. Penelitian ini bertujuan melihat distribusi spasial temporal sesar arus periode 1-2 Februari 2021, kontribusi gelombang internal terhadap variabilitas sesar arus dan percampuran turbulen dengan dua parameter yaitu nilai laju disipasi energi kinetik dan difusivitas eddy vertikal. Studi dilakukan menggunakan data arsip observasi badan riset dan inovasi nasional (BRIN) meliputi suhu dan salinitas menggunakan sistem Conductivity, Temperature, Depth (CTD) Sea-Bird Electronics (SBE) 911plus, data kecepatan arus menggunakan Acoustic Doppler Current Profiler (ADCP) dan data hambur balik echosounder.
Analisis data dilakukan melalui perhitungan parameter, gradien sesar arus, struktur dinamika gelombang internal, laju disipasi energi kinetik turbulen, dan difusivitas eddy vertikal dengan analisis skala Thorpe teroptimasi. Analisis difokuskan pada lapisan kedalaman 50–400 m, hasil menunjukkan bahwa peningkatan sesar arus dipicu oleh aktivitas gelombang internal pada kedalaman 50-300 m. Lapisan atas (10–200 m) memperlihatkan korelasi negatif kuat, menandakan pengaruh dominan gaya gesek permukaain terhadap penurunan intensitas sesar arus dengan bertambahnya kedalaman. Pada lapisan menengah (200–300 m) , sedangkan pada lapisan bawah (300–400 m) korelasi berbalik positif akibat pengaruh topografi dasar laut dan interaksi arus baroklinik. Pola ini mengindikasikan bahwa variabilitas sesar arus di Laut Halmahera dikendalikan oleh kombinasi gaya permukaan, energi gelombang internal, dan kontrol topografi.
Zona percampuran turbulen signifikan teridentifikasi di kedalaman 50–300 m. Massa air selatan Pasifik memiliki nilai maksimum salinitas sebesar 35,5 Psu pada lapisan menengah isopiknal s? = 25,4, dan salinitas minimum 34,5 di lapisan isopiknal s? =26,5. Laut Halmahera bagian selatan dekat selat Obi mengalami perubahan nilai salinitas maksimum pada lapisan isopiknal s? = 25,5 sebesar 35,4 Psu, sementara nilai salinitas minimum di lapisan s? = 26 sekitar 34,6 Psu membawa massa air South Pacific Subtropical Water (SPSW). Rentang lapisan isopiknal s? = 24-26 yang mengalami perubahan memiliki laju disipasi energi kinetik turbulen e ( 10-6 W/kg) dan difusivitas eddy vertikal K? (10-3 m2 s-1). Lapisan isopiknal s? = 26-27 mengalami penurunan nilai minimum dengan nilai e (10-7 W/kg) dan K? (10-3 m2 s-1) yang ditemukan di lapisan menengah dan dalam, dekat selat Obi menunjukkan bahwa adanya percampuran yang didorong oleh ketidakstabilan geser terkait dengan zona disipasi energi gelombang internal.
Collections
- MT - Fisheries [3203]
