Analisis Kelayakan Usaha dan Kontribusi Hutan Rakyat terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani di Desa Cibuluh Kabupaten Subang
Abstract
Hutan rakyat berperan meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat
sekitar hutan. Kabupaten Subang memiliki hutan rakyat seluas 27.888,51 ha yang
berpotensi besar untuk dikembangkan. Desa Cibuluh sebagai wilayah dataran
tinggi memanfaatkan lahannya dengan menanam kayu, buah-buahan, dan
tanaman semusim, namun manfaat ekonominya masih rendah. Penelitian ini
bertujuan menganalisis kelayakan usaha hutan rakyat serta kontribusinya terhadap
pendapatan rumah tangga petani. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara
terhadap pemilik lahan hutan rakyat, dengan pemilihan responden menggunakan
teknik stratified random sampling sebanyak 50 orang. Analisis kelayakan
dilakukan menggunakan tiga kriteria finansial, yaitu Net Present Value (NPV),
Internal Rate of Return (IRR), dan Benefit Cost Ratio (BCR). Hasil penelitian
menunjukkan NPV aktual sebesar Rp6.867.255, BCR 1,23, dan IRR 16,09%, serta
NPV proyeksi sebesar Rp23.541.783, BCR 1,76, dan IRR 23,35%, dengan
demikian usaha hutan rakyat dinilai layak berdasarkan kriteria investasi. Namun,
kontribusinya terhadap pendapatan rumah tangga hanya 11,94%, hal ini
disebabkan oleh petani lebih memprioritaskan kegiatan pada sektor lain seperti
pertanian, peternakan, dan usaha nonpertanian. Community forests help improve the economic welfare of communities
living near them. Subang Regency has community forests covering 27,888.51 ha,
with great development potential. The village of Cibuluh, located in a highland area,
uses its land to grow timber, fruits, and seasonal crops, but the economic benefits
remain low. This study aims to analyze the feasibility of community forestry
businesses and their contribution to farmers' household incomes. Data collection
was conducted through interviews with community forest landowners, with
respondents selected via stratified random sampling, totaling 50 participants. A
feasibility analysis was conducted using three financial criteria: Net Present Value
(NPV), Internal Rate of Return (IRR), and Benefit-Cost Ratio (BCR). The results
showed an actual NPV of IDR 6.867.255, a BCR of 1.23, and an IRR of 16.09%,
as well as a projected NPV of IDR 23.541.783, a BCR of 1.76, and an IRR of
23.35%. Thus, community forestry businesses are considered feasible based on
investment criteria. However, its contribution to household income is only 11.94%,
as farmers prioritize activities in other sectors, such as agriculture, livestock, and
non-agricultural businesses.
Collections
- UT - Forest Management [3197]
