Tantangan Diversifikasi Konsumsi Pangan
Abstract
Pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar dari suatu bangsa. Hidup
matinya suatu bangsa tergantung pada kemampuan negara dalam mengelola pangan
bagi rakyatnya. Bangsa yang kebutuhan pangannya banyak tergantung dari negara
lain akan menjadi bangsa yang rapuh, apalagi apabila populasi bangsa tersebut
besar. Dengan demikian upaya untuk mencapai kemandirian dalam memenuhi
kebutuhan pangan nasional bukan melulu persoalan ekonomi tetapi juga menyangkut
ketahanan nasional.
Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2024 telah melebihi 280 juta jiwa.
Kebutuhan pangan meningkat seiring dengan pertambahan penduduk dan laju
pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu kenaikan permintaan pangan harus
diantisipasi dengan peningkatan produksi pertanian bukan sekedar impor.
Persoalan konsumsi pangan yang menyangkut aspek kualitas (keragaman)
dan kuantitas dapat berdampak buruk pada mutu kesehatan rakyat. Salah satu ciri
ketidakbermutuan konsumsi pangan adalah apabila masyarakat lebih mengandalkan
konsumsi pangan sumber karbohidrat. Ketidakberdayaan ekonomi menjadi
penyebab utama mengapa rakyat sulit mengakses jenis pangan lain selain
karbohidrat.
Beras sebagai makanan pokok menyumbang asupan energi terbesar. Namun,
ternyata beras juga menjadi kontributor protein yang signifikan. Upaya-upaya agar
masyarakat mendiversifikasikan konsumsi pangan pokok sampai kini belum nyata
hasilnya.
Kekurangberhasilan diversifikasi pangan sumber karbohidrat
ke arah nonberas disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, beras mempunyai
citra superior sehingga preferensi terhadap beras jauh mengungguli
preferensi akan jagung, singkong, sagu dsb.
Kedua, ketersediaan beras sepanjang waktu di berbagai
wilayah ternyata lebih baik dibandingkan ketersediaan komoditas pangan
lainnya. Ketiga, fluktuasi harga beras relatif rendah. Keempat, teknologi
pengolahan beras menjadi nasi sangat simpel, dan menghasikan cita rasa netral
yang tidak membosankan. ...
Collections
- Community Nutrition [142]
