Penerapan Pestisida Nabati Bawang Putih Melalui Metode Penyuluhan di Desa Bangkaloa Ilir

Abstract

Penurunan produksi padi di Indramayu diakibatkan oleh pencemaran lingkungan dari penggunaan pestisida kimia yang berlebihan. Petani di Desa Bangkaloa Ilir menginginkan adanya perubahan dengan mendukung permasalahan lingkungan dengan solusi yang ramah lingkungan yaitu pestisida nabati. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran petani terhadap kemudahan bahan pestisida nabati, membandingkan pengetahuan petani sebelum dan sesudah pendampingan serta mengidentifikasi pengaruh penyuluhan terhadap perubahan prilaku di Desa Bangkaloa Ilir. Metode yang digunakan pada penelitian adalah mix metode yaitu penggabungan antara kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif didapatkan dengan observasi dan wawancara sedangka data kuantitatif didapatkan dengan pretest, posttest dan kuesioner. Pengujian yang digunakan antara lain uji normalitas dan uji wilcoxon signed ranks. Hasil pretest menunjukan hanya 11,76% atau 2 peserta penyuluhan mendapat nilai >75, sedangkan hasil posttest didapatkan 88,24% atau 15 peserta mendapat nilai >75. Terdapat peningkatan yang signifikan antara nilai pretest dan posttest yaitu sebesar 76,48%. Hasil menunjukan bahwa penyuluhan mampu memberikan pemahaman yang kuat tentang manfaat dan cara penggunaan pestisida nabati. Penemuan baru dari penelitian yang dilakukan adalah efektivitas kombinasi metode ceramah, diskusi, demonstrasi, dan media leaflet dalam menyampaikan materi secara menyeluruh dan mudah dipahami. Implikasi dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa penyuluhan yang dirancang dengan pendekatan partisipatif dapat menjadi strategi efektif dalam mendorong perubahan perilaku petani menuju praktik pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan.

The decline in rice production in Indramayu is caused by environmental pollution resulting from the excessive use of chemical pesticides. Farmers in Bangkaloa Ilir Village want change by supporting environmental issues with environmentally friendly solutions, namely botanical pesticides. This study aims to increase farmers awareness of the ease of using botanical pesticides, compare farmers knowledge before and after mentoring, and identify the effect of extension on behavioral change in Bangkaloa Ilir Village. The method used in this study is a combination of qualitative and quantitative methods. Qualitative data were obtained through observation and interviews, while quantitative data were obtained through pretests, posttests, and questionnaires. Tests used include the normality test and the Wilcoxon signed rank test. The pretest results showed that only 11.76% or 2 extension participants scored >75, while the posttest results showed 88.24% or 15 participants scored >75. There was a significant increase between the pretest and posttest scores of 76.48%. The results indicate that the extension was able to provide a strong understanding of the benefits and how to use botanical pesticides. A new finding from the research is the effectiveness of a combination of lectures, discussions, demonstrations, and leaflets in delivering comprehensive and easily understood material. The implications of this research indicate that extension services designed with a participatory approach can be an effective strategy for encouraging changes in farmer behavior toward sustainable and environmentally friendly agricultural practices.