Strategi Bisnis Metranet dalam Menjalankan Bisnis Digital dari Induk Perusahaan (Telkom Indonesia)
Date
2025Author
Adhiwena, Edwin
Ma'arif, Mohamad Syamsul
Safari, Arief
Metadata
Show full item recordAbstract
Transformasi digital di Indonesia berkembang pesat dan telah menjangkau hampir seluruh sektor kehidupan, mulai dari pertanian, perikanan, UMKM, industri, hingga teknologi informasi. Berdasarkan data BPS (2023), sebanyak 66,48% penduduk Indonesia telah mengakses internet pada tahun 2022, meningkat dari 62,10% pada tahun 2021, sementara 67,88% penduduk memiliki telepon seluler, naik dari 65,87% di tahun sebelumnya. Angka ini menunjukkan tingginya tingkat adopsi teknologi dan kesiapan masyarakat menuju ekonomi digital. Perkembangan ini menuntut perusahaan di sektor telekomunikasi dan solusi digital untuk terus berinovasi dalam teknologi, produk, dan strategi bisnis agar tetap kompetitif.
Metranet sebagai anak perusahaan Telkom Indonesia yang berfokus pada solusi teknologi informasi dan pengembangan bisnis digital, berperan penting dalam strategi transformasi digital dari induk perusahaan. Sebagai perusahaan publik dengan 52.09% saham dimiliki pemerintah dan 47.91% oleh investor publik, kinerja Telkom Indonesia sangat memengaruhi tingkat kepercayaan investor. Namun, kinerja keuangan Metranet menurun sekitar 11% pada tahun 2023 menjadi Rp 2.4 triliun, mencerminkan ketatnya persaingan di industri digital. Untuk memperkuat daya saing tersebut, Metranet terus meningkatkan corporate governance serta memperluas kolaborasi strategis di berbagai daerah. Pengembangan strategi bisnis menjadi penting agar Metranet dapat menyesuaikan diri dan meningkatkan kontribusinya terhadap kinerja induk perusahaan.
Tujuan dari penulisan tesis ini antara lain yaitu menganalisis alternatif strategi yang perlu dilakukan Metranet berdasarkan faktor internal dan eksternal serta merumuskan prioritas strategi guna meningkatkan penjualan dan pengembangan bisnis digital di Metranet sebagai salah satu perusahaan bisnis digital di Indonesia.
Penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam dan kuesioner untuk memahami proses pengambilan keputusan strategis di Metranet. Wawancara dilakukan dengan pemangku keputusan utama, sedangkan kuesioner digunakan untuk menilai hubungan antara Metranet dan Telkom Indonesia dengan pembobotan dan penilaian oleh pihak manajemen. Analisis data dilakukan menggunakan PESTEL, IFE, dan EFE untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal, kemudian dilanjutkan dengan matriks IE, SWOT, dan QSPM untuk merumuskan serta menentukan prioritas strategi pengembangan bisnis yang selaras dengan visi dan misi dari perusahaan induk.
Metranet ditemukan memiliki beberapa tantangan yang dalam penelitian ini. Faktor yang ditemukan dalam penelitian ini yaitu berupa faktor internal dan eksternal. Di faktor internal yaitu sinergi, produk, proses, inovasi manajerial, komunikasi, budaya perusahaan, pengalaman, keterampilan implementasi, keterampilan berinovasi. Faktor sinergi menjadi keunggulan di antara pesaing sejenis. Namun dalam faktor pengalaman dan keterampilan implementasi masih di bawah kompetitor sejenis. Hal ini karena Metranet memiliki pengalaman yang terbatas karena sebagian besar proyek Metranet masih berfokus pada sektor pendidikan, pemerintahan, dan UMKM, sehingga belum mampu menyaingi fleksibilitas dan jangkauan proyek lintas industri seperti yang dimiliki pesaingnya. Keterampilan implementasi Metranet juga masih lemah dibandingkan pesaing karena keterbatasan kapasitas teknis dan pengalaman dalam proyek berskala besar lintas sektor, yang tercermin dari hasil skor CPM di bawah rata-rata. Peluang utama dengan skor tertinggi adalah dukungan pemerintah terhadap transformasi digital dan ekonomi berbasis teknologi. Kebijakan seperti Perpres No. 95/2018 tentang SPBE dan Rencana Induk Transformasi Digital 2021–2024 memperkuat kolaborasi antara sektor publik dan swasta. Ancaman yang memiliki skor tertinggi yaitu potensi instabilitas politik di Indonesia atau negara lain. Metranet perlu mewaspadai risiko instabilitas politik yang dapat menimbulkan ketidakpastian kebijakan, tender, dan investasi jangka panjang di sektor digital. Untuk menghadapinya, perusahaan memperkuat tata kelola berbasis kepatuhan serta membangun fleksibilitas strategi dan komunikasi dengan pemerintah guna menjaga stabilitas dan kepercayaan investor.
Penelitian ini menghasilkan tiga strategi prioritas yaitu strategi pertama adalah memaksimalkan sinergi berkelanjutan dengan stakeholders seperti startup dan lembaga pemerintah (TAS 4.27), strategi kedua adalah integrasi layanan Metranet dengan platform periklanan besar seperti Google Ads dan Meta untuk menciptakan ekosistem periklanan digital yang lebih kuat dan resilient terhadap perubahan (TAS 4.18), strategi ketiga adalah memperkuat posisi di sektor pendidikan dan pemerintahan melalui solusi digital bernilai tambah (TAS 4.12). Memaksimalkan sinergi berkelanjutan dengan startup dan lembaga pemerintah merupakan strategi yang unggul untuk Metranet yang juga merupakan anak perusahaan dari Telkom Indonesia. Melalui sinergi yang berkelanjutan di bidang startup dan lembaga pemerintah, Metranet diharapkan dapat memperkuat citra perusahaan sebagai mitra digital terpercaya dan dapat terjalinnya kerja sama jangka panjang dengan lembaga pemerintah. Digital transformation in Indonesia has been growing rapidly and has reached nearly all sectors of life, from agriculture, fisheries, MSMEs, and industry, to information technology. According to data from BPS (2023), approximately 66.48% of Indonesia’s population had internet access in 2022, an increase from 62.10% in 2021, while 67.88% owned mobile phones, rising from 65.87% in the previous year. These figures indicate a high level of technology adoption and societal readiness toward a digital economy. This development requires companies in the telecommunications and digital solutions sectors to continuously innovate in technology, products, and business strategies to remain competitive.
Metranet, as a subsidiary of Telkom Indonesia focusing on information technology solutions and digital business development, plays a key role in supporting the parent company’s digital transformation strategy. As a publicly listed company with 52.09% of its shares owned by the government and 47.91% by public investors, Telkom Indonesia’s performance directly influences investor confidence. However, Metranet’s financial performance declined by approximately 11% in 2023 to Rp 2.4 trillion, reflecting the intense competition within the digital industry. To strengthen its competitive position, Metranet continues to enhance its corporate governance while expanding strategic collaborations across various regions. Developing an effective business strategy has therefore become essential for Metranet to adapt and to increase its contribution to the performance of its parent company.
The objective of this thesis is to analyze strategic alternatives for Metranet based on internal and external factors and to formulate strategic priorities to enhance sales performance and digital business development as one of Indonesia’s leading digital companies.
This research employs in-depth interviews and questionnaires to understand the strategic decision-making processes within Metranet. Interviews were conducted with key decision-makers, while questionnaires were distributed to assess the relationship between Metranet and Telkom Indonesia, including weighting and evaluation by the management team. Data were analyzed using PESTEL, IFE, and EFE to identify internal and external factors, followed by the IE, SWOT, and QSPM matrices to formulate and prioritize business development strategies aligned with the parent company’s vision and mission.
The findings indicate that Metranet faces several internal and external challenges. Internal factors include synergy, product, process, managerial innovation, communication, corporate culture, experience, implementation skills, and innovation skills. Among these, synergy is identified as Metranet’s main strength compared to competitors. However, experience and implementation skills remain weaknesses, as most of Metranet’s projects are still concentrated in the education, government, and MSME sectors limiting its flexibility and exposure to cross-industry projects. Metranet’s implementation capability is also lower than its competitors due to limited technical capacity and experience in large-scale, cross-sector projects, as reflected in its below-average CPM score.
The main external opportunity (with the highest score) lies in the government’s support for digital transformation and technology-driven economic growth. Policies such as Perpres No. 95/2018 on the Electronic-Based Government System (SPBE) and the Digital Transformation Master Plan 2021–2024 reinforce collaboration between the public and private sectors. Meanwhile, the major external threat (with the highest score) is potential political instability, both domestically and internationally. Metranet must anticipate risks arising from political uncertainty that could affect policy direction, tender processes, and long-term investments in the digital sector. To address these risks, the company continues to strengthen compliance-based governance and develop strategic flexibility and communication with the government to maintain operational stability and investor confidence.
The study identifies three priority strategies: 1. Maximizing sustainable synergy with stakeholders such as startups and government institutions (TAS 4.27). 2. Integrating Metranet’s services with major advertising platforms such as Google Ads and Meta to build a stronger and more resilient digital advertising ecosystem (TAS 4.18). 3. Strengthening its position in the education and government sectors through value-added digital solutions (TAS 4.12).
Among these, the most promising strategy is to maximize sustainable synergy with startups and government institutions, aligning with Metranet’s identity as a Telkom Indonesia subsidiary. Through such collaboration, Metranet is expected to reinforce its image as a trusted digital partner and establish long-term partnerships with government entities.
Collections
- MT - Business [4039]
