Komunikasi Lingkungan Kebijakan Pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir Sampah di Ijobalit Kabupaten Lombok Timur
Date
2025Author
Adyatama, Bayu
Seminar, Annisa Utami
Matindas, Krishnarini
Metadata
Show full item recordAbstract
Permasalahan sampah di Indonesia terus meningkat seiring pertumbuhan
penduduk, pola konsumsi, dan gaya hidup modern. Kebijakan perluasan TPA
Ijobalit di Lombok Timur senilai Rp23,5 miliar bertujuan mengatasi overkapasitas
dan membangun infrastruktur pengolahan sampah, namun mendapat resistensi
masyarakat akibat minimnya sosialisasi, keterbatasan pelibatan organisasi
lingkungan, dan ketiadaan ruang partisipatif. Kondisi ini bertentangan dengan
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 dan prinsip SDGs, sekaligus
mencerminkan kegagalan komunikasi dua arah yang inklusif, sehingga masyarakat
lebih diposisikan sebagai objek daripada subjek kebijakan.
Tujuan penelian ini adalah untuk melihat proses komunikasi kebijakan
perluasan TPA, bentuk retorika kritis dan kampanye serta padangan masyarakat
terkait kebijakan perluasan TPA Ijobalit. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif dengan desain penelitian embedded single case study. Data yang
dikumpulkan berupa observasi, wawancara mendalam dan analisa dokumendokumen
yang berkaitan dangan penelitian. Wawancara mendalam lebih bersifat
fleksibel dengan susunan pertanyaan dan kata-kata yang dapat diubah saat
wawancara berlangsung dan menyesuaikan dengan situasi. Data tersebut mencakup
tentang pelaksanaan kebijakan perluasan TPA di Ijobait Kabupaten Lombok Timur.
Hasil penelitian menunjukkan proses komunikasi dalam kebijakan
perluasan TPA Ijobalit cenderung satu arah, dengan sosialisasi terbatas dan minim
dialog, sehingga masyarakat tidak dilibatkan secara bermakna dalam perencanaan
maupun evaluasi. Hal ini memicu kesenjangan pemahaman antara pemerintah dan
masyarakat, serta mendorong organisasi lingkungan menggunakan retorika kritis
dan kampanye advokasi melalui forum publik, media sosial, hearing, hingga aksi
simbolik seperti blokade, “Adi Pura-Pura,” dan Trash Art Project untuk menekan
pemerintah mengelola sampah secara berkelanjutan. Pandangan masyarakat lingkar
TPA umumnya kritis, menilai perluasan dilakukan tanpa transparansi, tanpa kajian
ekologis partisipatif, dan tanpa perbaikan nyata pada sistem pengelolaan sampah,
bahkan dinilai menurunkan kualitas hidup mereka.
Secara keseluruhan, komunikasi lingkungan menjadi solusi strategis bagi
permasalahan kebijakan perluasan TPA Ijobalit karena mampu menjembatani
kesenjangan antara pemerintah, masyarakat, dan organisasi lingkungan melalui
dialog yang partisipatif, transparan, dan inklusif. Pendekatan ini tidak hanya
menyampaikan informasi, tetapi juga membangun pemahaman bersama,
mengintegrasikan perspektif lokal, serta mengakomodasi kekhawatiran ekologis
dan sosial yang dirasakan masyarakat lingkar TPA.
Collections
- MT - Human Ecology [2388]
